Ads - After Header

Yang Menemani Nabi Muhammad dalam Perjanjian Aqabah Kedua

Arsita Hemi Kusumastiwi

Perjanjian Aqabah Kedua merupakan salah satu momen penting dalam sejarah Islam yang terjadi pada tahun 622 Masehi. Peristiwa ini melibatkan Nabi Muhammad SAW dan penduduk Yastrib, yang kelak dikenal sebagai Madinah. Perjanjian ini diadakan di Aqabah, sekitar 5 kilometer dari Makkah, dan menjadi titik balik dalam proses dakwah dan penyebaran Islam.

Latar Belakang Perjanjian Aqabah Kedua

Pada masa itu, dakwah Nabi Muhammad di Makkah menghadapi tentangan keras dari kaum Quraisy. Muslimin di Makkah sering mengalami gangguan dan siksaan. Setelah kematian Khadijah binti Khuwailid dan Abu Thalib, Nabi Muhammad tidak lagi memiliki pelindung. Di sisi lain, Yastrib mengalami perpecahan dan konflik internal antara dua faksi utama, Aus dan Khazraj.

Pertemuan Pra-Aqabah

Sebelum Perjanjian Aqabah Kedua, terdapat pertemuan pra-Aqabah di mana enam penduduk Yastrib bertemu dengan Nabi Muhammad selama masa ibadah haji di Mina. Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan untuk menyebarkan ajaran Islam di Yastrib.

Perjanjian Aqabah Pertama

Perjanjian Aqabah Pertama terjadi pada tahun 621 Masehi, di mana lima orang dari pertemuan pra-Aqabah kembali bersama tujuh orang lainnya untuk bertemu Nabi Muhammad di bukit Aqabah.

Perjanjian Aqabah Kedua

Perjanjian Aqabah Kedua terjadi pada tahun berikutnya, 622 Masehi. Sebanyak 73 pria dan 2 wanita dari Yatsrib berbaiat kepada Nabi Muhammad. Wanita tersebut adalah Nusaibah binti Ka’ab dan Asma’ binti ‘Amr bin ‘Adiy. Isi perjanjian tersebut mencakup beberapa poin penting:

  • Mendengar dan taat dalam segala keadaan.
  • Berinfak dalam keadaan sempit maupun lapang.
  • Beramar ma’ruf nahi munkar (menyuruh kebaikan dan mencegah kemungkaran).
  • Tidak terpengaruh oleh celaan orang-orang yang mencela di jalan Allah.
  • Melindungi Nabi Muhammad sebagaimana melindungi wanita dan anak-anak mereka sendiri.
BACA JUGA  Mengapa Nabi Adam Tidak Boleh Memakan Buah Khuldi?

Dampak Perjanjian Aqabah Kedua

Perjanjian Aqabah Kedua memiliki dampak signifikan bagi perkembangan Islam. Ini memungkinkan Nabi Muhammad untuk berhijrah ke Yatsrib dan mendirikan komunitas Islam yang kuat. Perjanjian ini juga menandai awal dari pembentukan negara Islam pertama di Madinah.

Perjanjian Aqabah Kedua tidak hanya penting dalam konteks sejarah Islam tetapi juga sebagai contoh solidaritas dan komitmen kolektif dalam mendukung misi dan visi yang lebih besar.

: Tirto.ID – Perjanjian Aqabah 1 dan 2: Latar Belakang, Sejarah, dan Isi
: Wikipedia – Bai’at ‘Aqabah Kedua

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer