Ads - After Header

Wafatnya Nabi Muhammad SAW: Sebuah Peristiwa yang Mengguncang Umat Islam

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir bagi umat Islam yang membawa risalah tauhid dan syariat. Beliau wafat pada usia 63 tahun, setelah menunaikan ibadah haji ke Mekkah. Wafatnya Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan dan mengguncang umat Islam, karena beliau adalah pemimpin, teladan, dan pembimbing mereka.

Penyebab Kematian Nabi Muhammad SAW

Ada beberapa pendapat tentang penyebab kematian Nabi Muhammad SAW. Menurut sebagian ulama, beliau wafat karena sakit alami yang disebabkan oleh usia lanjut dan kelelahan. Menurut pendapat lain, beliau wafat karena diracun oleh seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti al-Harits di Khaibar, yang memberikan daging kambing beracun kepada beliau. Ada juga yang berpendapat bahwa beliau wafat karena diracun oleh dua istrinya, Aisyah dan Hafshah, yang berkomplot untuk menggantikan kepemimpinan beliau dengan ayah mereka, Abu Bakar dan Umar .

Namun, pendapat yang paling kuat dan sesuai dengan sumber-sumber sejarah adalah bahwa Nabi Muhammad SAW wafat karena sakit alami, dan racun yang diberikan oleh wanita Yahudi hanya mempercepat proses kematian beliau. Hal ini didasarkan pada hadis-hadis yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengeluhkan sakit kepala yang hebat sejak bulan Shafar, sebelum ia jatuh sakit selama lebih dari dua minggu . Selain itu, tidak ada bukti yang kuat yang menunjukkan bahwa Aisyah dan Hafshah terlibat dalam peracunan Nabi Muhammad SAW, dan tuduhan ini dianggap sebagai fitnah oleh mayoritas ulama.

Detik-detik Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW mengembuskan napas terakhirnya pada hari Senin, 12 Rabiul Awal 11 Hijriah atau bertepatan dengan 8 Juni 632 Masehi, di rumah istrinya, Aisyah . Sebelum wafat, beliau sempat memberikan wasiat dan petuah kepada umatnya, antara lain:

  • Taati dan bertakwalah hanya kepada Allah, dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
  • Pegang teguh dua hal yang ditinggalkan beliau, yaitu Al-Quran dan sunah, sebagai pedoman hidup.
  • Jaga hak-hak dan hubungan baik dengan sesama Muslim, dan hindari perselisihan dan permusuhan.
  • Jaga shalat lima waktu, zakat, puasa, dan haji, sebagai rukun Islam.
  • Jaga hak-hak kaum wanita, dan perlakukan mereka dengan baik dan adil.
  • Jaga hak-hak kaum non-Muslim yang berdamai dengan umat Islam, dan jangan mengganggu atau menzalimi mereka .
BACA JUGA  Mengapa Tahun Kelahiran Nabi Muhammad Disebut Sebagai Tahun Gajah?

Nabi Muhammad SAW juga menyampaikan bahwa beliau tidak meninggalkan warisan berupa harta benda, melainkan hanya ilmu dan kebaikan. Beliau juga memerintahkan agar semua utang beliau dibayar, dan semua barang yang dipinjam beliau dikembalikan .

Saat malaikat Izrail datang untuk mencabut nyawa beliau, Nabi Muhammad SAW mengaduh lirih dan berkata: "Ya Allah, ampunilah aku, dan rahmatilah aku, dan satukan aku dengan teman-teman yang paling tinggi." Kemudian, beliau menutup mata dan mengucapkan: "Ya Allah, dengan rafiqul a’la (teman yang paling tinggi)." Lalu, beliau menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Aisyah .

Reaksi Umat Islam atas Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Wafatnya Nabi Muhammad SAW menimbulkan berbagai reaksi di kalangan umat Islam. Sebagian besar dari mereka merasa sedih, bingung, dan tidak percaya bahwa beliau telah tiada. Mereka berkumpul di masjid Nabawi untuk menangisi dan memuji beliau. Sebagian lainnya merasa marah, dan menuduh bahwa ada orang-orang munafik yang menyebarkan kabar bohong tentang kematian beliau. Mereka bersumpah bahwa beliau tidak benar-benar wafat, melainkan pergi ke sisi Allah seperti Musa, dan akan kembali lagi .

Salah satu sahabat yang paling keras bereaksi adalah Umar bin Khattab. Ia berdiri di tengah-tengah jamaah dan mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat. Ia menganggap bahwa hal itu adalah fitnah yang bertujuan untuk menghancurkan umat Islam .

Namun, reaksi yang paling bijak dan tenang adalah Abu Bakar. Ia segera pergi ke rumah Aisyah, dan melihat jenazah Nabi Muhammad SAW yang sudah terbungkus kain kafan. Ia mencium dahi beliau, dan berkata: "Engkau adalah yang paling mulia di sisi Allah dan di sisi kami. Engkau telah mati dua kali, dan tidak akan mati lagi setelah ini. Engkau telah mati sebelum engkau diutus sebagai rasul, dan engkau telah mati setelah engkau menjadi rasul." Kemudian, ia keluar dari rumah dan menuju masjid Nabawi. Ia menenangkan umat Islam yang sedang geger, dan membacakan ayat Al-Quran yang berbunyi:

BACA JUGA  Kisah Nabi Isa dan Keluarga Suci

"Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelum dia beberapa orang rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144)

Dengan demikian, Abu Bakar mengingatkan umat Islam bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa yang pasti akan mengalami kematian, dan bahwa yang abadi dan kekal adalah ajaran dan syariat yang dibawa beliau. Ia juga mengajak umat Islam untuk bersabar dan bersyukur atas cobaan yang menimpa mereka, dan untuk tetap berpegang teguh pada Islam .

Kesimpulan

Wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa yang sangat bersejarah dan berpengaruh bagi umat Islam. Beliau wafat karena sakit alami, setelah menunaikan haji wada’ dan menyampaikan wasiat dan petuah kepada umatnya. Beliau menghembuskan nafas terakhirnya di pangkuan Aisyah, dengan mengucapkan kalimat yang menunjukkan kerinduan beliau kepada Allah. Wafatnya Nabi Muhammad SAW menimbulkan berbagai reaksi di kalangan umat Islam, dari sedih, bingung, marah, hingga tenang. Abu Bakar adalah orang yang paling bijak dan tenang dalam menghadapi peristiwa ini, dan ia berhasil menenangkan dan mengingatkan umat Islam bahwa yang abadi dan kekal adalah ajaran dan syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer