Nabi Nahum adalah salah satu tokoh dalam Perjanjian Lama yang berkarya sebelum bangsa Israel ditaklukkan dan penduduknya dibuang ke Babel. Ia dikenal sebagai penulis Kitab Nahum, yang berfokus pada penghakiman dan kehancuran Niniwe, ibu kota Asyur.
Latar Belakang
Nahum hidup pada masa yang sama dengan nabi Yeremia dan dikenal dengan nama yang berarti "dihibur oleh Tuhan". Ia berasal dari Elkosh, yang lokasinya masih diperdebatkan, namun beberapa menduga bahwa itu adalah kota Alqush di Irak atau Kapernaum di Galilea.
Warta Nabi
Berbeda dengan nabi-nabi lain, Nahum tidak membahas dosa-dosa Israel. Sebaliknya, ia menekankan pada kecongkakan dan penindasan yang dilakukan oleh bangsa Asyur. Pesan utama dari Nahum adalah tentang kejatuhan Asyur yang telah membuat banyak bangsa menderita, termasuk Israel.
Pemikiran Nahum
Nahum memberikan pengaruh positif terhadap umat Israel dengan keyakinannya yang teguh bahwa Tuhan memiliki kuasa atas semesta alam. Ia juga memiliki kebencian mendalam terhadap ketidakadilan dan penindasan, serta kepercayaan yang kuat pada peran Ilahi dan kebaikan Allah sebagai pencipta alam semesta.
Kesimpulan
Nahum, melalui kitabnya, memberikan harapan dan menguatkan hati umat Israel di tengah penindasan Asyur. Pesan tentang kehancuran Niniwe bukanlah untuk menggambarkan kekejaman Allah, melainkan keadilannya dalam membela yang tertindas.
Nahum tetap menjadi sosok penting dalam sejarah kepercayaan Yahudi dan Kristen, sebagai saksi atas keadilan dan kedaulatan Tuhan dalam sejarah umat manusia.
: Wikipedia bahasa Indonesia