Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan menyendiri di Gua Hira yang terletak di puncak Gunung Hira, sebelah utara Makkah. Kegiatan ini dikenal dengan tahannuf, yang berarti cenderung kepada kebenaran. Selama bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu di gua ini untuk berdiam diri, merenung, dan beribadah.
Alasan Menyendiri
Menyendiri di Gua Hira merupakan bagian dari tradisi muhasabah, atau introspeksi diri, yang umum dilakukan oleh orang-orang Arab pada masa itu. Nabi Muhammad SAW menggunakan waktu ini untuk mencari kebenaran dan hakikat kehidupan yang lebih dalam, jauh dari hiruk-pikuk kehidupan sosial dan kesibukan manusia.
Persiapan untuk Wahyu
Menurut beberapa ulama, seperti Sayyid Qutb, uzlah (menyendiri) yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah bagian dari skenario Allah SWT untuk mempersiapkan beliau menerima wahyu yang agung. Ketika beruzlah, Nabi Muhammad SAW membebaskan diri dari segala gangguan kehidupan sehari-hari untuk fokus pada renungan spiritual.
Tahannuts: Bukan Bertapa, Melainkan Merenung
Tahannuts yang dilakukan Nabi Muhammad SAW bukanlah bertapa dalam pengertian umum, melainkan suatu bentuk perenungan dan penghargaan terhadap nikmat Allah. Ini adalah praktik yang sejalan dengan ajaran Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
Kesimpulan
Aktivitas Nabi Muhammad SAW di Gua Hira menunjukkan pentingnya waktu untuk introspeksi dan koneksi spiritual dalam kehidupan. Ini juga menandai persiapan bagi beliau untuk menerima tugas kenabian dan menyampaikan pesan Allah kepada umat manusia.