Ads - After Header

Puasa Syakban: Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Puasa Syakban adalah puasa sunnah yang dilakukan pada bulan Syakban, yaitu bulan kedelapan dalam kalender Islam. Bulan Syakban adalah bulan terakhir sebelum menyambut bulan Ramadhan, bulan wajib berpuasa bagi umat Islam. Puasa Syakban memiliki beberapa keutamaan dan hikmah, namun juga ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakannya.

Keutamaan Puasa Syakban

Puasa Syakban memiliki beberapa keutamaan, di antaranya adalah:

  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW. Dari Aisyah RA, ia berkata: "Tidak ada bulan yang lebih banyak beliau berpuasa daripada bulan Syakban. Beliau berpuasa Syakban seluruhnya." (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 1156).
  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda: ‘Barangsiapa yang berpuasa tiga hari pada setiap bulan, maka itu seperti berpuasa selamanya. Dan bulan Syakban adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan. Di dalamnya dicatat amal-amal hamba. Maka aku ingin amalku dicatat ketika aku berpuasa.’" (HR. Ahmad no. 9492 dan An-Nasai no. 2357. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).
  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dapat melatih diri untuk menyambut bulan Ramadhan dengan lebih siap dan semangat. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: "Rasulullah SAW berpuasa pada bulan Syakban hampir seluruhnya. Lalu beliau bersabda: ‘Bulan Syakban adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang. Padahal itu adalah bulan yang di dalamnya amal-amal diangkat ke Rabb semesta alam. Maka aku suka amalku diangkat ketika aku berpuasa.’" (HR. Ahmad no. 9045 dan An-Nasai no. 2356. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
BACA JUGA  Apa Hukumnya Bila Puasa Ramadan Pertengahan Pas Pada Hari Jumat

Hikmah Puasa Syakban

Puasa Syakban memiliki beberapa hikmah, di antaranya adalah:

  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dapat meningkatkan ketaqwaan dan keimanan. Dengan berpuasa, seseorang dapat mengendalikan hawa nafsunya dan menahan diri dari hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Puasa juga dapat mengingatkan seseorang akan nikmat-nikmat yang diberikan oleh Allah SWT, seperti makanan, minuman, dan kesehatan.
  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berpuasa, seseorang dapat lebih banyak beribadah, berdzikir, berdoa, dan membaca Al-Quran. Puasa juga dapat membuat seseorang lebih bersyukur, sabar, dan ikhlas dalam menjalani kehidupan.
  • Puasa Syakban merupakan puasa yang dapat menjaga kesehatan tubuh dan jiwa. Dengan berpuasa, seseorang dapat membersihkan tubuhnya dari racun-racun dan kotoran-kotoran yang menumpuk. Puasa juga dapat menyeimbangkan hormon-hormon dan metabolisme tubuh. Puasa juga dapat menenangkan jiwa dan pikiran dari stres dan kegelisahan.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Puasa Syakban

Puasa Syakban memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan, di antaranya adalah:

  • Puasa Syakban tidak boleh mengganggu kewajiban puasa Ramadhan. Jika seseorang masih memiliki utang puasa Ramadhan tahun sebelumnya, maka ia harus mengutamakan untuk menunaikannya terlebih dahulu sebelum berpuasa Syakban. Jika seseorang tidak mampu menunaikan utang puasa Ramadhan sebelum bulan Syakban berakhir, maka ia harus membayar fidyah atau kafarat sesuai dengan ketentuan syariah.
  • Puasa Syakban tidak boleh mendahului puasa Ramadhan. Jika seseorang ingin berpuasa Syakban hingga akhir bulan, maka ia harus memastikan bahwa ia tidak berpuasa pada hari-hari yang diragukan (hari syak) antara bulan Syakban dan Ramadhan. Hari syak adalah hari yang tidak jelas apakah termasuk bulan Syakban atau Ramadhan, karena belum terlihatnya hilal atau bulan sabit. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda: ‘Janganlah kalian mendahului Ramadhan dengan berpuasa satu atau dua hari sebelumnya, kecuali bagi seseorang yang terbiasa mengerjakan puasa pada hari tersebut maka puasalah.’" (HR. Abu Daud no. 2335, An Nasai no. 2173, Tirmidzi no. 687 dan Ahmad 2: 234. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
  • Puasa Syakban tidak boleh menyebabkan lemah dan lesu dalam berpuasa Ramadhan. Jika seseorang merasa bahwa berpuasa Syakban akan mengurangi kekuatan dan semangatnya dalam berpuasa Ramadhan, maka ia tidak perlu berpuasa Syakban. Jika seseorang merasa bahwa berpuasa Syakban akan menambah kekuatan dan semangatnya dalam berpuasa Ramadhan, maka ia boleh berpuasa Syakban. Dari Anas bin Malik RA, ia berkata: "Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa pada bulan apapun selain Ramadhan lebih banyak daripada pada bulan Syakban. Beliau berpuasa Syakban hampir seluruhnya. Aku bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apa yang membuat engkau berpuasa Syakban hampir seluruhnya?’ Beliau menjawab: ‘Itu adalah bulan yang dilalaikan oleh banyak orang di antara Rajab dan Ramadhan. Itu adalah bulan yang di dalamnya amal-amal diangkat ke Rabb semesta alam. Aku suka amalku diangkat ketika aku berpuasa.’" (HR. Muslim no. 1164).
BACA JUGA  Keistimewaan Ramadhan: Bulan Penuh Berkah dan Refleksi

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer