Ads - After Header

Puasa Ramadhan 2019 Menurut Muhammadiyah: Kapan dan Bagaimana?

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Puasa Ramadhan dilakukan selama satu bulan penuh, dari awal hingga akhir bulan Ramadhan dalam kalender Hijriyah. Namun, kapan sebenarnya awal dan akhir bulan Ramadhan? Bagaimana cara menentukannya? Apa perbedaan antara metode yang digunakan oleh Muhammadiyah dan pemerintah? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengacu pada sumber-sumber yang relevan.

Penetapan Awal Ramadhan 2019 Menurut Muhammadiyah

Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah resmi menetapkan awal puasa Ramadhan 1440 H jatuh pada Senin, 6 Mei 2019. Penetapan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah. Hisab hakiki wujudul hilal adalah metode perhitungan yang menganggap bahwa awal bulan ditentukan oleh kemunculan hilal (bulan sabit) di atas ufuk, tanpa harus melihatnya secara langsung. Metode ini berbeda dengan metode rukyatul hilal, yang mengharuskan pengamatan hilal secara langsung dengan mata telanjang atau alat bantu.

PP Muhammadiyah berpandangan, pada Minggu, 29 Syakban 1440 H atau 5 Mei 2019, ijtimak (konjungsi) menjelang Ramadhan 1440 H terjadi pada pukul 16.07.42 WIB. Ijtimak adalah saat berakhirnya bulan lalu dan munculnya bulan baru dalam penanggalan Hijriyah. Tinggi bulan saat matahari terbenam di Yogyakarta pada hari tersebut sudah berada di atas ufuk, sehingga dapat menjadi penanda awal bulan. Pada waktu yang sama, bulan di banyak wilayah Indonesia juga berada di atas ufuk atau hilal sudah wujud.

Sementara itu, Muhammadiyah turut menetapkan, 1 Syawal 1440 Hijriah atau hari raya Idul Fitri 2019 di wilayah Indonesia akan jatuh pada Rabu, 5 Juni 2019.

BACA JUGA  ARTIKEL: Bolehkah Puasa Nabi Daud di Hari Jumat?

Penetapan Awal Ramadhan 2019 Menurut Pemerintah

Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan awal puasa Ramadhan 1440 H jatuh pada hari yang sama dengan Muhammadiyah, yaitu Senin, 6 Mei 2019. Penetapan tersebut berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar pada Minggu, 5 Mei 2019, di kantor Kemenag, yang dipimpin langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Sidang isbat adalah rapat yang dihadiri oleh perwakilan ormas Islam, ahli falak, dan pejabat terkait, untuk menetapkan awal bulan berdasarkan data hisab dan rukyat.

Dalam sidang isbat, Kemenag menggunakan dua metode yang digunakan oleh NU dan Muhammadiyah, yaitu metode hisab dan rukyat. NU menggunakan metode rukyatul hilal, yang mengharuskan adanya kesaksian orang yang melihat hilal secara langsung. Muhammadiyah menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, yang menganggap bahwa awal bulan ditentukan oleh kemunculan hilal di atas ufuk, tanpa harus melihatnya secara langsung.

Dari dua pendekatan itu, peserta sidang isbat memutuskan bahwa awal Ramadhan jatuh pada Senin, 6 Mei 2019, karena hilal sudah wujud di atas ufuk di beberapa wilayah Indonesia, meskipun tidak ada yang melihatnya secara langsung. Keputusan ini juga didukung oleh ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, yang sepakat bahwa 1 Ramadhan jatuh pada tanggal yang sama.

Kesimpulan

Puasa Ramadhan 2019 menurut Muhammadiyah dan pemerintah dimulai pada Senin, 6 Mei 2019, berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal dan sidang isbat. Kedua metode ini saling melengkapi dan tidak saling bertentangan, karena keduanya berdasarkan pada data astronomi yang objektif. Perbedaan metode ini tidak mengurangi kekhusyukan dan kebersamaan umat Islam dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda.

BACA JUGA  Do yang Dianjurkan di Bulan Ramadan

: Awal Ramadan Senin, 6 Mei 2019: Warga NU-Muhammadiyah mulai puasa di hari yang sama
: Kenapa Muhammadiyah Puasa Lebih Dulu & Apa Keputusan Sidang Isbat?
: Kapan Mulai Puasa Ramadhan? Ini Versi PBNU dan Muhammadiyah
: Kapan Puasa Ramadhan 2019? Ini Menurut Muhammadiyah dan Kemenag
: Kapan Mulai Puasa Ramadhan 2022 Muhammadiyah dan Kemenag?

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer