Puasa lebaran haji adalah puasa sunnah yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat Islam pada bulan Dzulhijjah, khususnya pada 9 hari pertama. Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Islam, yang juga menjadi bulan ibadah haji dan Idul Adha. Puasa lebaran haji memiliki banyak keutamaan dan manfaat, baik secara spiritual maupun kesehatan.
Apa itu Puasa Lebaran Haji?
Puasa lebaran haji adalah puasa sunnah yang dilakukan pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga 9. Puasa ini termasuk dalam puasa Daud, yaitu puasa yang dilakukan secara berselang-seling, sehari puasa dan sehari tidak. Puasa ini juga disebut puasa Dzulhijjah, puasa Ayyamul Bidh, atau puasa Tarwiyah dan Arafah.
Puasa lebaran haji memiliki keistimewaan karena dilakukan pada bulan yang sangat mulia, yaitu salah satu dari empat bulan haram dalam Islam. Bulan haram adalah bulan yang dihormati dan dimuliakan oleh Allah SWT, sehingga segala amal ibadah di dalamnya akan dilipatgandakan pahalanya. Selain itu, puasa lebaran haji juga bertepatan dengan waktu yang sangat dicintai oleh Allah SWT, yaitu 10 hari pertama Dzulhijjah.
Puasa lebaran haji juga memiliki keistimewaan karena dilakukan bersamaan dengan ibadah haji, yang merupakan rukun Islam kelima. Puasa ini menjadi salah satu cara untuk merasakan ikut berhaji bagi mereka yang belum atau tidak bisa menunaikannya. Puasa ini juga menjadi salah satu bentuk solidaritas dan simpati dengan para jamaah haji yang sedang berada di tanah suci.
Puasa lebaran haji juga memiliki keistimewaan karena dilakukan menjelang perayaan Idul Adha, yang merupakan hari raya kurban. Puasa ini menjadi salah satu cara untuk menyambut dan mempersiapkan diri untuk menyembelih hewan kurban, yang merupakan sunnah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Muhammad SAW. Puasa ini juga menjadi salah satu cara untuk mengingat kisah pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
Kapan Puasa Lebaran Haji Dilakukan?
Puasa lebaran haji dilakukan pada 9 hari pertama bulan Dzulhijjah, yaitu dari tanggal 1 hingga 9. Tanggal 1 Dzulhijjah ditentukan berdasarkan penampakan hilal atau bulan sabit, yang biasanya berbeda-beda di setiap negara. Untuk tahun 2021, tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Senin, 12 Juli. Sedangkan untuk tahun 2022, tanggal 1 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu, 2 Juli.
Puasa lebaran haji dapat dilakukan selama 9 hari berturut-turut, atau hanya pada hari-hari tertentu saja. Puasa yang paling utama adalah puasa pada hari ke-8 dan hari ke-9 Dzulhijjah, yaitu puasa Tarwiyah dan puasa Arafah. Puasa Tarwiyah dilakukan pada hari ke-8 Dzulhijjah, yang merupakan hari dimana para jamaah haji berangkat dari Mina ke Arafah. Puasa Arafah dilakukan pada hari ke-9 Dzulhijjah, yang merupakan hari dimana para jamaah haji berwukuf di Arafah.
Puasa Tarwiyah dan puasa Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar. Puasa Tarwiyah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang. Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang lalu dan dua tahun yang akan datang. Puasa Arafah juga merupakan puasa yang paling dicintai oleh Allah SWT, karena pada hari itu Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang berpuasa.
Bagaimana Cara Melakukan Puasa Lebaran Haji?
Puasa lebaran haji dilakukan dengan cara yang sama dengan puasa sunnah lainnya, yaitu dengan niat, sahur, berbuka, dan menahan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Niat puasa lebaran haji dapat dibaca sebelum atau sesudah subuh, atau kapan saja sebelum terbit fajar. Berikut adalah bacaan niat puasa lebaran haji dalam bahasa Arab, latin, dan terjemahannya:
- Niat puasa Dzulhijjah 1-7:
نَوَيْتُ صَو ْمَ شَهْرِ ذ ِيْ الْحِجَّ ةِ سُنَّةً ل ِلَّهِ تَعَا لَى
Nawaitu shauma syahri dzil hijjati sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa sunah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta’ala.
- Niat puasa Tarwiyah 8 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَو ْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِل َّهِ تَعَالَ ى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah, karena Allah ta’ala.
- Niat puasa Arafah 9 Dzulhijjah:
نَوَيْتُ صَو ْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِل َّهِ تَعَالَ ى
Nawaitu shauma ‘arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.
Sahur adalah makanan yang disantap sebelum berpuasa, yang disunnahkan untuk dilakukan sebelum subuh. Sahur dapat membantu menjaga stamina dan kesehatan tubuh selama berpuasa. Sahur juga merupakan berkah yang diberikan oleh Allah SWT kepada orang yang berpuasa.
Berbuka adalah makanan yang disantap setelah berpuasa, yang disunnahkan untuk dilakukan segera setelah maghrib. Berbuka dapat membantu mengembalikan energi dan nutrisi tubuh setelah berpuasa. Berbuka juga merupakan kesempatan untuk bersyukur dan berdoa kepada Allah SWT.
Menahan hawa nafsu adalah hal yang wajib dilakukan oleh orang yang berpuasa, yaitu menahan diri dari makan, minum, berhubungan suami istri, dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Selain itu, orang yang berpuasa juga disunnahkan untuk menahan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, seperti berbohong, menggunjing, marah, dan lain-lain. Hal ini dapat membantu membersihkan jiwa dan hati dari sifat-sifat buruk.
Demikianlah artikel tentang puasa lebaran haji, yang merupakan salah satu amalan sunnah yang sangat dianjurkan pada bulan Dzulhijjah. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi kita semua untuk melaksanakan puasa lebaran haji dengan baik dan benar. Amin.