Nabi Muhammad SAW memulai dakwah Islam dengan metode yang sangat hati-hati dan strategis, mengingat kondisi sosial dan budaya yang keras di Mekkah pada waktu itu. Periode dakwah secara sembunyi-sembunyi ini berlangsung selama tiga tahun.
Latar Belakang Dakwah Sembunyi-sembunyi
Setelah menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad SAW menyadari pentingnya menyebarkan ajaran Islam secara bertahap. Masyarakat Mekkah saat itu sangat terikat pada tradisi nenek moyang dan penyembahan berhala, sehingga pendekatan langsung dan terbuka akan sangat berisiko.
Strategi dan Pendekatan
Dalam tiga tahun pertama, dakwah dilakukan kepada kerabat dekat dan orang-orang yang dipercaya akan menerima ajaran baru ini dengan baik. Beberapa dari mereka adalah Khadijah, istri Nabi Muhammad SAW, Ali bin Abi Thalib, sepupu beliau, dan Abu Bakar As-Shidiq, sahabat dekat.
Pengaruh dan Penerimaan
Meskipun dilakukan secara diam-diam, dakwah ini berhasil menarik beberapa individu dari berbagai lapisan masyarakat, termasuk orang miskin, budak, dan beberapa anggota suku Quraisy yang tidak memiliki kedudukan sosial tinggi.
Transisi ke Fase Berikutnya
Setelah periode tiga tahun ini, jumlah pengikut Islam bertambah, dan Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara lebih terbuka, meskipun masih dengan keterbatasan. Rumah Al-Arqam bin Abu Al-Arqam menjadi pusat pertemuan dan pengajaran Islam.
Dakwah sembunyi-sembunyi Nabi Muhammad SAW merupakan langkah awal yang krusial dalam sejarah penyebaran Islam, menunjukkan kebijaksanaan dan keteladanan dalam menghadapi tantangan besar.
: Islami.co
: Kompas.com
: Kumparan