Ads - After Header

Nabi Salih: Sang Pembela Unta Ajaib

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Salih adalah salah seorang nabi dan rasul dalam Islam yang diutus kepada kaum Tsamud, sebuah suku yang tinggal di daerah Hijaz, Arab Saudi. Kaum Tsamud dikenal sebagai suku yang kaya, kuat, dan sombong. Mereka menyembah berhala dan mengabaikan perintah Allah. Nabi Salih berdakwah kepada mereka dengan mengajak mereka untuk menyembah Allah semata dan meninggalkan kemaksiatan. Namun, kaum Tsamud tidak mau mendengarkan seruan Nabi Salih. Mereka bahkan menantang Nabi Salih untuk menunjukkan mukjizat sebagai bukti kenabian beliau.

Allah memberikan mukjizat kepada Nabi Salih berupa seekor unta betina yang keluar dari celah batu. Unta tersebut bukan unta biasa, melainkan unta ajaib yang dapat menghasilkan susu yang banyak dan bergizi. Allah memerintahkan kaum Tsamud untuk menjaga unta tersebut dan tidak menyakiti atau membunuhnya. Allah juga memerintahkan mereka untuk bergantian minum susu unta tersebut dan air dari mata air yang ada di dekatnya. Sehari unta tersebut minum air, dan sehari berikutnya kaum Tsamud minum air. Demikianlah Allah menguji keimanan dan ketaatan mereka.

Namun, sayangnya, kaum Tsamud tidak menghargai nikmat Allah. Mereka merasa terganggu dengan keberadaan unta tersebut. Mereka merasa unta tersebut mengambil hak mereka atas air dan tanah. Mereka juga merasa iri dengan Nabi Salih yang mendapat mukjizat dari Allah. Maka, mereka bersekongkol untuk membunuh unta tersebut. Mereka menugaskan sembilan orang yang paling jahat untuk melaksanakan rencana jahat mereka. Mereka berhasil membunuh unta tersebut dengan cara memotong kaki dan lehernya. Mereka juga berusaha membunuh anak unta yang masih kecil.

Tindakan keji kaum Tsamud itu membuat Allah murka. Allah mengutus malaikat Jibril untuk menghancurkan mereka dengan suara yang sangat keras. Suara itu mengguncang bumi dan langit, dan membuat kaum Tsamud mati seketika. Hanya Nabi Salih dan pengikutnya yang selamat, karena mereka beriman kepada Allah dan menjaga unta ajaib tersebut. Mereka meninggalkan kota mereka yang telah menjadi puing-puing dan berhijrah ke tempat yang lebih aman.

BACA JUGA  Syarat Wajib Shalat: Panduan Menjalankan Ibadah

Dari kisah Nabi Salih dan kaum Tsamud, kita dapat mengambil beberapa pelajaran. Pertama, kita harus bersyukur atas nikmat Allah dan tidak menyia-nyiakannya. Kedua, kita harus taat kepada Allah dan rasul-Nya, dan tidak menentang perintah-Nya. Ketiga, kita harus menjaga makhluk hidup yang ada di bumi, karena mereka juga merupakan ciptaan Allah. Keempat, kita harus berhati-hati dengan sikap sombong, iri, dan dengki, karena itu dapat menjerumuskan kita ke dalam kebinasaan. Kelima, kita harus percaya bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan tidak ada yang mustahil bagi-Nya.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan keimanan kita. Wallahu a’lam. .

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer