Dalam sejarah Islam, nama orang tua Nabi Musa a.s. telah menjadi topik diskusi di kalangan ulama. Ayah Nabi Musa a.s. dikenal dengan nama Imran, yang juga disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai ayah dari Maryam, ibu Nabi Isa a.s. Namun, nama ibu Nabi Musa a.s. tidak disebutkan secara eksplisit dalam sumber-sumber Islam utama seperti Al-Qur’an dan Hadis, yang menyebabkan perbedaan pendapat di antara para ulama.
Beberapa nama yang diusulkan oleh para ulama untuk ibu Nabi Musa a.s. adalah:
- Mihyanah binti Yashar bin Lawi
- Yukhabidz binti Lawi bin Ya’qub
- Yuhanidz
- Yarikha
- Yarikhat
Meskipun ada perbedaan pendapat, satu hal yang disepakati adalah bahwa ibu Nabi Musa a.s. adalah seorang wanita yang mulia, baik nasab maupun budi pekertinya, dan telah memainkan peran penting dalam kisah Nabi Musa a.s. yang tercatat dalam Al-Qur’an.
Kisah Nabi Musa a.s. dan keluarganya, termasuk ibu dan saudara perempuannya, disebutkan dalam beberapa surah Al-Qur’an, seperti dalam Surah Thaha (20:37-40) dan Al-Qashash (28:7-13), yang menggambarkan keberanian dan kepercayaan ibu Nabi Musa a.s. pada Allah SWT saat melepaskan Musa ke sungai Nil.
Kisah ini mengajarkan kita tentang kekuatan iman dan tawakal kepada Allah SWT, serta pentingnya peran seorang ibu dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya pada jalan yang benar.
