Pada pertengahan abad ke-17, Kerajaan Banten di Jawa Barat mengalami konflik internal yang signifikan, melibatkan Sultan Ageng Tirtayasa dan putranya, Sultan Haji. Konflik ini berujung pada aliansi kontroversial antara Sultan Haji dan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), yang memiliki dampak jangka panjang terhadap kerajaan dan kawasan tersebut.
Latar Belakang Konflik
Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai penguasa yang kuat dan anti kolonialisme, menentang keras kehadiran dan pengaruh VOC di Nusantara. Di bawah kepemimpinannya, Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan, terutama dalam perdagangan lada yang sangat laku di pasaran internasional. Namun, ketegangan internal mulai muncul ketika Sultan Ageng Tirtayasa membagi tanggung jawab pemerintahan antara dua putranya, Sultan Haji dan Pangeran Arya Purbaya.
Kudeta dan Persekutuan dengan VOC
VOC melihat konflik internal ini sebagai peluang untuk mengintervensi dan memperkuat pengaruhnya di Banten. Mereka mendekati Sultan Haji, yang lebih mudah dihasut dibandingkan ayahnya. Sultan Haji, yang khawatir akan kehilangan tahta kepada saudaranya, akhirnya bersekutu dengan VOC. Aliansi ini dimaksudkan untuk menggulingkan Sultan Ageng Tirtayasa dan memastikan Sultan Haji naik takhta.
Isi Perjanjian
Perjanjian antara Sultan Haji dan VOC sangat merugikan Banten. Beberapa poin utama dari perjanjian tersebut adalah:
- Banten harus menyerahkan Cirebon kepada VOC.
- VOC memonopoli perdagangan di Banten, menyingkirkan pedagang dari Persia, India, dan China.
- Banten diwajibkan membayar 600.000 ringgit jika ingkar janji.
- Pasukan Banten yang menguasai daerah pantai dan pedalaman Priangan harus ditarik kembali.
Dampak dan Konsekuensi
Aliansi ini berujung pada penangkapan dan pengasingan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Haji dinobatkan oleh VOC sebagai penguasa baru, namun dengan syarat yang membatasi kedaulatan Banten secara signifikan. Kebijakan ini tidak hanya merugikan Banten dari segi ekonomi tetapi juga mengurangi otonomi dan kekuatan politiknya di kawasan tersebut.
Kesimpulan
Kerjasama Sultan Haji dengan VOC merupakan contoh klasik dari bagaimana konflik internal dan ambisi pribadi dapat dimanfaatkan oleh kekuatan asing untuk memperluas pengaruhnya. Keputusan Sultan Haji untuk bersekutu dengan VOC membawa konsekuensi berat bagi Kerajaan Banten, yang kehilangan banyak wilayah dan otonominya, serta mengalami kemunduran ekonomi dan politik yang signifikan.
: Isi Perjanjian antara Sultan Haji dengan VOC – Kompas.com
: Latar Belakang VOC Memihak Sultan Haji – Kompas.com