Pada zaman kuno, keluarga Nabi Isa (Yesus) menghadapi ancaman serius yang memaksa mereka untuk mengungsi ke Mesir. Kisah ini memiliki latar belakang historis dan teologis yang kaya, mencerminkan peristiwa-peristiwa yang tercatat dalam berbagai sumber agama.
Latar Belakang Historis
Menurut narasi yang ditemukan dalam Injil Matius di Perjanjian Baru, keluarga Nabi Isa harus melarikan diri ke Mesir untuk menghindari pembunuhan massal yang diperintahkan oleh Raja Herodes. Herodes, yang merasa terancam oleh kelahiran "raja Yahudi" yang baru, memerintahkan pembunuhan semua anak laki-laki di Betlehem yang berusia dua tahun ke bawah.
Alasan Pengungsian
Malaikat Yehuwa muncul dalam mimpi Yusuf, ayah angkat Nabi Isa, memperingatkan dia tentang rencana Herodes dan memerintahkan keluarga tersebut untuk melarikan diri ke Mesir. Mereka tinggal di sana sampai kematian Herodes, ketika malaikat tersebut sekali lagi muncul dalam mimpi Yusuf dan memberitahu bahwa sudah aman untuk kembali ke tanah Israel.
Signifikansi Teologis
Dalam tradisi Islam, Nabi Isa dihormati sebagai salah satu dari lima Nabi Ulul Azmi, yang memiliki peran penting dalam sejarah keagamaan. Pengungsiannya ke Mesir dan kemudian kembalinya ke tanah Israel sering diinterpretasikan sebagai pemenuhan nubuat-nubuat yang terdapat dalam kitab suci.
Kesimpulan
Pengungsian Nabi Isa dan ibunya ke Mesir merupakan peristiwa yang sarat dengan makna simbolis dan historis. Ini menunjukkan bagaimana keluarga tersebut menghadapi dan mengatasi tantangan besar dengan iman dan ketabahan.