Budidaya kedelai di beberapa wilayah terutama di Indonesia, seringkali dianggap kurang menguntungkan dibandingkan dengan komoditas pertanian lain. Berikut adalah beberapa alasan yang menjelaskan fenomena ini:
Biaya Produksi Tinggi
Biaya produksi kedelai cenderung tinggi, terutama karena kebutuhan akan input seperti pupuk dan pestisida. Di samping itu, biaya tenaga kerja juga dapat meningkatkan total biaya produksi.
Harga Jual Rendah
Harga jual kedelai lokal seringkali tidak sebanding dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh persaingan dengan kedelai impor yang harganya lebih murah.
Produktivitas Rendah
Produktivitas kedelai lokal masih rendah dibandingkan dengan negara-negara penghasil kedelai utama. Hal ini dapat disebabkan oleh penggunaan varietas yang kurang produktif, teknik budidaya yang belum optimal, serta serangan hama dan penyakit.
Ketergantungan pada Impor
Indonesia sangat bergantung pada impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sekitar 90% pasokan kedelai berasal dari impor, yang membuat harga kedelai lokal sulit bersaing.
Preferensi Petani
Petani seringkali memilih untuk menanam komoditas lain yang lebih menguntungkan seperti padi dan jagung. Hal ini dikarenakan keuntungan yang didapat dari kedelai relatif lebih rendah.
Upaya Pemerintah
Pemerintah telah berupaya untuk menggenjot produksi kedelai lokal dengan berbagai strategi, seperti peningkatan kualitas benih dan perbaikan teknik budidaya. Tujuannya adalah untuk mencapai tingkat harga yang menguntungkan bagi petani dan mengurangi ketergantungan pada kedelai impor.
Dalam rangka meningkatkan keuntungan dari budidaya kedelai, diperlukan upaya bersama antara pemerintah, petani, dan para stakeholder lainnya untuk menciptakan sistem agribisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan.
: Kompas.com
: Tirto.ID