Dalam memahami sejarah Islam, sering muncul pertanyaan tentang kronologi peristiwa atau tokoh-tokoh yang disebutkan dalam Al-Qur’an. Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan adalah mengenai kisah Ashabul Kahfi dan Nabi Muhammad SAW. Siapakah yang lebih dahulu ada, Nabi Muhammad atau para pemuda Kahfi?
Kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur’an
Surat Al-Kahfi, yang merupakan surat ke-18 dalam Al-Qur’an, menceritakan kisah para pemuda yang dikenal dengan Ashabul Kahfi. Mereka adalah sekelompok pemuda yang beriman dan melarikan diri ke sebuah gua untuk menyelamatkan diri dari raja zalim yang menganiaya mereka karena kepercayaan mereka. Kisah ini diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT.
Para pemuda ini hidup di zaman setelah Nabi Isa AS dan sebelum Nabi Muhammad SAW. Mereka bukan pengikut Nabi Muhammad SAW, melainkan pengikut ajaran tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa AS. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa Ashabul Kahfi hidup sebelum Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW dan Penurunan Surat Al-Kahfi
Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 570 Masehi dan menerima wahyu pertama kali di Gua Hira pada tahun 610 Masehi. Surat Al-Kahfi sendiri diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika beliau berada di Kota Makkah, yang berarti surat ini termasuk dalam golongan surah Makkiyyah.
Penurunan surat Al-Kahfi kepada Nabi Muhammad SAW merupakan bagian dari proses wahyu yang menjelaskan berbagai kisah dan hikmah untuk umat manusia, termasuk kisah Ashabul Kahfi yang telah terjadi jauh sebelum masa Nabi Muhammad SAW.
Kesimpulan
Dari informasi yang tersedia, jelas bahwa Ashabul Kahfi hidup jauh sebelum Nabi Muhammad SAW. Kisah mereka diabadikan dalam Al-Qur’an sebagai pelajaran dan peringatan bagi umat manusia tentang kekuasaan dan rahmat Allah SWT. Nabi Muhammad SAW, sebagai nabi terakhir, kemudian menyampaikan kisah ini kepada umatnya sebagai bagian dari risalah kenabian yang beliau bawa.