Ads - After Header

Kisah Nabi Ibrahim AS: Dari Menentang Berhala hingga Mendapat Perintah Kurban

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Ibrahim AS adalah salah satu nabi ulul azmi, yaitu nabi yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang luar biasa dalam berdakwah. Beliau juga dikenal sebagai bapak para nabi, karena dari keturunannya lahir banyak nabi dan rasul, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Lahir di Tengah Masyarakat Musyrik

Nabi Ibrahim AS lahir di kota Ur Kasdim, Babilonia, sekitar tahun 2000 SM. Ayahnya bernama Azar, seorang pembuat patung berhala yang disembah oleh kaumnya. Raja Babilonia saat itu adalah Namrud, seorang penguasa yang sombong dan zalim.

Sejak kecil, Nabi Ibrahim AS sudah memiliki kecerdasan dan keingintahuan yang tinggi. Beliau tidak percaya dengan penyembahan berhala yang dilakukan oleh ayah dan kaumnya. Beliau menyadari bahwa berhala-berhala itu tidak memiliki daya dan kekuasaan apa pun. Beliau juga mengamati benda-benda langit, seperti matahari, bulan, dan bintang, dan menyimpulkan bahwa mereka juga bukan tuhan yang layak disembah.

Nabi Ibrahim AS kemudian mencari kebenaran tentang pencipta alam semesta. Allah SWT memberi petunjuk dan hidayah kepada beliau. Allah SWT berfirman:

Dan demikianlah Kami tunjukkan kepada Ibrahim kerajaan langit dan bumi, agar ia termasuk orang-orang yang meyakini dengan ilmu. (QS. Al-An’am: 75)

Menghancurkan Berhala dan Dibakar Namrud

Nabi Ibrahim AS berani menentang penyembahan berhala yang merajalela di kalangan kaumnya. Beliau berdakwah kepada mereka agar menyembah Allah SWT yang esa, yang menciptakan dan menguasai segala sesuatu. Namun, kaumnya tidak mau mendengarkan dan mengolok-olok beliau.

Suatu hari, ketika seluruh penduduk kota pergi untuk merayakan sebuah pesta, Nabi Ibrahim AS memanfaatkan kesempatan itu untuk menghancurkan semua berhala yang ada di dalam sebuah kuil, kecuali yang terbesar. Beliau menggantungkan kapak yang dipakainya di leher berhala yang terbesar itu.

BACA JUGA  Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam: Apa Saja dan Mengapa Penting?

Ketika penduduk kota kembali dan melihat kehancuran berhala-berhala mereka, mereka marah dan curiga kepada Nabi Ibrahim AS. Mereka menanyai beliau, siapa yang telah melakukan perbuatan itu. Nabi Ibrahim AS menjawab:

Tanyakanlah kepada berhala yang besar itu, jika mereka dapat berbicara. (QS. Al-Anbiya’: 63)

Jawaban Nabi Ibrahim AS membuat kaumnya tersadar sesaat, bahwa berhala-berhala itu tidak bisa berbicara, apalagi memberi manfaat atau mudarat kepada mereka. Namun, mereka segera kembali kepada kesesatan dan kekerasan. Mereka berkata:

Bakarlah dia dan tolonglah tuhan-tuhan kamu, jika kamu hendak berbuat. (QS. Al-Anbiya’: 68)

Mereka membuat api yang sangat besar untuk membakar Nabi Ibrahim AS. Namun, Allah SWT melindungi hamba-Nya yang beriman itu. Allah SWT berfirman:

Hai api, dinginlah kamu dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim. (QS. Al-Anbiya’: 69)

Maka api itu tidak membakar Nabi Ibrahim AS, bahkan menjadi sejuk dan nyaman baginya. Ini adalah salah satu mukjizat yang Allah SWT berikan kepada Nabi Ibrahim AS.

Diuji dengan Perintah Kurban

Nabi Ibrahim AS hijrah ke Palestina bersama istrinya, Siti Sarah. Allah SWT memberikan beliau seorang putra bernama Ismail dari Siti Hajar, seorang hamba sahaya Siti Sarah yang dihadiahkan kepada Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS kemudian menyembelih seekor domba sebagai syukur atas kelahiran putranya.

Ketika Ismail berusia sekitar 13 tahun, Nabi Ibrahim AS bermimpi diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih putranya. Mimpi seorang nabi adalah wahyu, maka Nabi Ibrahim AS pun bersiap untuk menunaikan perintah Allah SWT itu. Beliau pun mengajak putranya ke sebuah bukit.

Di tengah jalan, syaitan mencoba menggoda dan menghalangi Nabi Ibrahim AS dan putranya. Namun, keduanya melempari syaitan dengan batu dan tidak menghiraukannya. Nabi Ibrahim AS kemudian memberitahu putranya tentang mimpinya. Putra beliau yang juga seorang nabi itu menjawab:

Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar. (QS. Al-Shaffat: 102)

Ketika Nabi Ibrahim AS telah membaringkan putranya dan memegang pisau, Allah SWT menghentikan perintah-Nya. Allah SWT berfirman:

Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Al-Shaffat: 104-107)

Maka Nabi Ibrahim AS pun menyembelih seekor domba yang telah Allah SWT sediakan sebagai penebus putranya. Ini adalah ujian yang sangat berat bagi Nabi Ibrahim AS, namun beliau berhasil melewatinya dengan penuh keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT.

BACA JUGA  Mengapa Nabi Muhammad Berasal dari Garis Keturunan Ismail?

Kesimpulan

Nabi Ibrahim AS adalah seorang nabi yang memiliki banyak kisah dan pelajaran yang dapat kita ambil. Beliau adalah teladan bagi kita dalam hal tauhid, dakwah, kesabaran, dan pengorbanan. Semoga kita dapat mengikuti jejak dan sunnah Nabi Ibrahim AS. Aamiin.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer