Nabi Yahya a.s. merupakan sosok yang unik dalam sejarah Islam. Beliau adalah putra dari Nabi Zakaria a.s. dan dikenal karena keteguhannya dalam menegakkan ajaran agama Islam. Kisah hidup Nabi Yahya a.s. diabadikan dalam Al-Qur’an, khususnya dalam surat Maryam, yang menggambarkan beliau sebagai anak yang terpelihara dari perbuatan syirik dan maksiat sejak kecil.
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Nabi Yahya a.s. diberikan mukjizat oleh Allah SWT berupa hafalan kitab suci sejak usia kanak-kanak. Ayat Al-Qur’an yang berbunyi:
يَٰيَحْيَىٰ خُذِ ٱلْكِتَٰبَ بِقُوَّةٍ ۖ وَءَاتَيْنَٰهُ ٱلْحُكْمَ صَبِيًّا
yang artinya:
"Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak," (QS Maryam: 12)
menunjukkan bahwa sejak dini, Nabi Yahya a.s. telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dan penuh kasih sayang.
Perjuangan dan Dakwah
Sebagai seorang nabi, Nabi Yahya a.s. tidak hanya mengajarkan ajaran tauhid, tetapi juga menegakkan kebenaran dan keadilan. Beliau dikenal sangat berani dan tegas dalam menyampaikan ajaran Allah SWT, bahkan kepada raja sekalipun. Nabi Yahya a.s. mengingatkan kaumnya untuk selalu bertakwa dan bertobat apabila berdosa, tanpa membedakan status sosial mereka.
Akhir Hayat
Nabi Yahya a.s. wafat sebagai seorang martir dalam menegakkan syariat Islam. Kisah wafatnya mengingatkan kita akan pentingnya berpegang teguh pada ajaran agama dan akhlak yang mulia, serta menginspirasi umat Muslim untuk memperjuangkan kebenaran dan keadilan.
Kisah Nabi Yahya a.s. adalah salah satu dari banyak kisah yang mengajarkan kita tentang pentingnya keteguhan dalam menegakkan ajaran Islam. Beliau adalah contoh nyata dari seorang pejuang yang tidak hanya berjuang melalui kata-kata, tetapi juga melalui tindakan dan pengorbanan yang nyata.