Dalam tradisi Yahudi, Nabi Isa (Yesus Kristus dalam tradisi Kristen) dianggap sebagai figur penting dalam sejarah, namun tidak sebagai nabi atau Mesias. Ada beberapa alasan mengapa Yahudi tidak mengakui Nabi Isa sebagai Mesias:
Gelar Al Masih
Dalam tradisi Yahudi, gelar "Al Masih" atau "Mesias" memiliki konotasi khusus yang terkait dengan pemulihan kerajaan Israel dan kedatangan zaman perdamaian. Nabi Isa, meskipun dihormati sebagai guru dan rabbi oleh beberapa orang Yahudi, tidak dianggap memenuhi nubuat-nubuat Mesias yang dijanjikan dalam kitab-kitab suci Yahudi.
Perbedaan Keyakinan
Yahudi memiliki keyakinan yang berbeda tentang konsep Mesias dibandingkan dengan pandangan Kristen. Mereka menantikan kedatangan Mesias yang akan menjadi pemimpin duniawi, membangun kembali Bait Suci di Yerusalem, dan mengumpulkan semua orang Yahudi kembali ke Tanah Israel.
Perselisihan Sejarah
Sejarah telah mencatat perselisihan antara pemimpin Yahudi dan pengikut Nabi Isa. Pada masa hidup Nabi Isa, beberapa pemimpin Yahudi merasa terancam oleh pengaruhnya dan berkonspirasi dengan penguasa Romawi untuk menyingkirkannya.
Penolakan Terhadap Klaim Ketuhanan
Dalam agama Yahudi, konsep ketuhanan adalah monoteistik murni, dan klaim bahwa Nabi Isa adalah anak Tuhan atau memiliki sifat ilahi bertentangan dengan ajaran Taurat. Oleh karena itu, klaim ketuhanan Nabi Isa ditolak oleh Yahudi.
Kesimpulan
Perbedaan pandangan ini bukan hanya masalah teologi, tetapi juga merupakan bagian dari identitas dan sejarah yang lebih luas dari kedua komunitas tersebut. Meskipun ada perbedaan ini, dialog antaragama dan upaya pemahaman bersama terus berlangsung untuk menciptakan rasa saling menghormati dan toleransi.