Sponsor rokok dalam dunia olahraga telah menjadi topik perdebatan yang panas. Di satu sisi, sponsor rokok memberikan dukungan finansial yang signifikan bagi banyak organisasi dan acara olahraga. Namun, di sisi lain, keterlibatan mereka menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak kesehatan dan pesan yang disampaikan kepada masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
Latar Belakang
Industri rokok telah lama terlibat dalam pendanaan olahraga, baik melalui sponsor langsung maupun melalui yayasan yang terkait dengan perusahaan-perusahaan rokok. Contohnya adalah kasus Djarum Foundation dan Djarum Badminton Club, yang meskipun secara hukum terpisah dari perusahaan rokok Djarum, namun masih dianggap oleh publik sebagai bagian dari perusahaan rokok tersebut.
Regulasi dan Kebijakan
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan PP Nomor 109 tahun 2012 yang melarang penyebutan merek dalam iklan rokok. Namun, masih terdapat celah yang dimanfaatkan oleh industri rokok untuk terlibat dalam sponsor olahraga. Organisasi seperti Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) telah berupaya untuk menghentikan praktik ini, dengan alasan bahwa kegiatan yang disponsori oleh perusahaan rokok dapat membikin anak mengesampingkan bahaya rokok.
Dampak Sosial dan Kesehatan
Penelitian telah menunjukkan adanya korelasi antara sponsor rokok dan alkohol dalam acara olahraga dengan persepsi positif atlet dan masyarakat umum terhadap produk tersebut. Studi yang diterbitkan di International Journal of the Medical Council on Alcoholism menemukan hubungan positif antara paparan sponsor alkohol dalam acara olahraga dengan jumlah konsumsi alkohol, terutama di kalangan anak sekolah dan atlet dewasa.
Perspektif Ekonomi
Sponsor rokok dan alkohol masih menjadi sumber pendapatan terbesar bagi banyak acara dan organisasi olahraga. Penelitian berjudul “Attitudes Towards Beer and Tobacco Sports Sponsorships” menyebutkan bahwa industri olahraga akan sangat jatuh tanpa sponsor rokok dan alkohol.
Kesimpulan
Sementara sponsor rokok memberikan kontribusi finansial yang besar, kekhawatiran terhadap dampak kesehatan dan sosial yang ditimbulkannya tidak bisa diabaikan. Masyarakat dan regulator harus menimbang manfaat ekonomi dengan risiko kesehatan dan pesan yang disampaikan kepada generasi muda. Diperlukan upaya bersama untuk mencari sumber pendanaan alternatif yang lebih sehat dan bertanggung jawab sosial.
