Ads - After Header

Kenapa Remaja Bisa Bunuh Diri karena Bullying?

Arsita Hemi Kusumastiwi

Bunuh diri adalah tindakan mengakhiri hidup sendiri secara sengaja. Bunuh diri merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, terutama di kalangan remaja. Menurut data dari WHO yang dirilis tahun 2019, kasus bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar keempat pada kelompok usia remaja 15-29 tahun di seluruh dunia.

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri pada remaja adalah bullying atau perundungan. Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang dan sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap orang lain yang lebih lemah atau rentan. Bullying dapat berupa kata-kata, tindakan fisik, atau perilaku sosial yang merendahkan, menghina, mengancam, atau mengucilkan korban.

Bullying dapat menimbulkan dampak negatif yang serius bagi kesehatan mental dan fisik korban. Beberapa dampak yang mungkin dialami oleh korban bullying antara lain:

  • Stres, cemas, depresi, atau gangguan mental lainnya
  • Rendahnya harga diri, percaya diri, dan motivasi
  • Kesulitan belajar, menurunnya prestasi akademik, atau putus sekolah
  • Gangguan tidur, makan, atau kesehatan tubuh
  • Perilaku menyakiti diri sendiri, seperti memotong, membakar, atau melukai kulit
  • Ide, rencana, atau percobaan bunuh diri

Berdasarkan survei yang dilakukan Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022, dari seluruh sampel survei yang diambil dalam 12 bulan terakhir, ada 1,4 persen remaja mengaku memiliki ide bunuh diri, 0,5 persen telah membuat rencana untuk bunuh diri, dan 0,2 persen telah melakukan percobaan bunuh diri. Dari survei yang sama, terungkap bahwa sekitar sepertiga atau 34,9 persen remaja memiliki setidaknya satu masalah kesehatan mental atau tergolong orang dengan masalah kejiwaan (ODMK).

Dalam kurun waktu 11 tahun terakhir (2012-2023) tercatat ada 2.112 kasus bunuh diri di Indonesia. Sebanyak 985 kasus (atau 46,63 persen) di antaranya dilakukan oleh remaja. Berikut adalah tabel perbandingan jumlah kasus bunuh diri remaja di Indonesia dengan beberapa negara lain berdasarkan data WHO tahun 2019:

BACA JUGA  Bagaimana Cara Mengatasi Kecenderungan Remaja di Media Sosial
Negara Jumlah Kasus Bunuh Diri Remaja (per 100.000 penduduk)
Indonesia 2,8
Malaysia 6,5
Singapura 7,9
Thailand 8,6
Filipina 3,2
Vietnam 7,4
India 22,3
Jepang 14,4
Korea Selatan 10,7
Australia 10,1
Amerika Serikat 10,6

Dari tabel di atas, terlihat bahwa Indonesia memiliki angka kasus bunuh diri remaja yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Namun, hal ini tidak berarti bahwa masalah bunuh diri remaja di Indonesia dapat disepelekan. Sebab, ada kemungkinan bahwa banyak kasus bunuh diri remaja yang tidak terlaporkan atau terdeteksi karena berbagai alasan, seperti stigma, ketakutan, atau kurangnya data yang akurat.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mencegah dan mengatasi masalah bunuh diri remaja di Indonesia. Beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

  • Meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental dan bunuh diri remaja di masyarakat, terutama di kalangan orang tua, guru, dan teman sebaya
  • Memberikan dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang cukup kepada remaja, terutama yang mengalami masalah kesehatan mental atau menjadi korban bullying
  • Mengidentifikasi dan merujuk remaja yang berisiko bunuh diri ke layanan kesehatan mental yang profesional dan terpercaya
  • Membangun lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung bagi remaja, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat
  • Membentuk jejaring kerjasama antara berbagai pihak yang terkait, seperti keluarga, sekolah, pemerintah, media, organisasi, dan komunitas, untuk mencegah dan mengatasi masalah bunuh diri remaja

Kesimpulan

Bunuh diri remaja adalah masalah yang serius dan membutuhkan perhatian dan tindakan dari kita semua. Bullying adalah salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko bunuh diri remaja. Bullying dapat menimbulkan dampak negatif yang serius bagi kesehatan mental dan fisik korban, seperti stres, depresi, atau gangguan mental lainnya. Untuk mencegah dan mengatasi masalah bunuh diri remaja, kita perlu meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang kesehatan mental dan bunuh diri remaja, memberikan dukungan dan bantuan yang tepat kepada remaja yang membutuhkannya, dan membangun lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung bagi remaja.

BACA JUGA  Karang Taruna: Pemberdayaan 40 Anggota Remaja dalam Aksi Sosial

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang Anda butuhkan. Terima kasih telah menggunakan Copilot, asisten AI yang dapat membantu Anda dengan berbagai hal. ๐Ÿ˜Š

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer