Ads - After Header

Kenapa Perut Bagian Bawah Besar? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Arsita Hemi Kusumastiwi

Perut bagian bawah besar atau buncit bisa menjadi masalah bagi banyak orang, terutama wanita. Selain mengganggu penampilan, perut buncit juga bisa menandakan adanya gangguan kesehatan pada organ-organ di dalam perut. Apa saja penyebab perut bagian bawah besar dan bagaimana cara mengatasinya? Simak ulasan berikut ini.

Penyebab Perut Bagian Bawah Besar

Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perut bagian bawah besar, antara lain:

  • Penumpukan lemak. Salah satu penyebab perut buncit yang utama adalah penumpukan lemak di bagian perut. Timbunan lemak inilah yang akhirnya membuat perut terlihat besar. Dibandingkan wanita, pria dewasa cenderung lebih sering mengalaminya.
  • Endometriosis. Endometriosis adalah kondisi yang membuat jaringan dinding rahim (endometrium) tumbuh di luar rahim. Sama halnya dengan endometrium di dalam rahim, jaringan yang tumbuh di luar rahim akan menebal dan meluruh ketika tidak terjadi pembuahan (menstruasi). Hanya saja, darah tidak bisa keluar melalui vagina. Darah malah mengendap di sekitar rahim sehingga bisa memicu peradangan. Peradangan ini lama-kelamaan menyebabkan terbentuknya jaringan parut yang membuat perut bagian bawah keras dan sakit.
  • Sindrom ovarium polikistik (PCOS). PCOS disebabkan ketidakseimbangan hormon pada sistem reproduksi. Dalam hal ini, ovarium memproduksi hormon androgen berlebih sehingga menghambat proses pematangan sel telur selama masa subur atau ovulasi. Akibatnya, sel telur tidak bisa matang dan keluar untuk dibuahi. Sel telur yang tidak bisa matang ini akan membentuk kantung kecil berisi cairan atau kista. Lama-kelamaan, kista menumpuk dan membesar di dalam ovarium. Penumpukan inilah yang menyebabkan perut bagian bawah terasa keras, bertambah besar, dan diikuti nyeri panggul. Selain itu, gejala lain yang kerap muncul adalah haid tidak lancar atau berhenti, pertumbuhan rambut berlebih pada wajah atau hirsutisme, dan berat badan berlebih.
  • Peritonitis. Peradangan di lapisan pelindung organ perut (peritonitis) rupanya bisa membuat perut bagian bawah keras dan sakit saat bergerak atau ditekan. Ada dua penyebab utama mengapa perut mengeras saat mengalami peritonitis. Pertama, radang memicu pembengkakan dan penumpukan cairan. Kedua, peritonitis membuat sulit buang air besar dan kentut sehingga perut kembung dan mengeras. Penyebab utama peritonitis adalah infeksi bakteri dan jamur akibat lubang di usus besar atau usus buntu yang pecah.
  • Sindrom iritasi usus besar (IBS). IBS adalah gangguan pencernaan yang ditandai dengan perut kembung, nyeri, dan perubahan pola buang air besar. IBS bisa dipicu oleh stres, alergi makanan, infeksi, atau ketidakseimbangan bakteri di usus. IBS bisa membuat perut bagian bawah terasa keras dan penuh.
  • Tumor. Tumor adalah pertumbuhan jaringan abnormal yang bisa terjadi di berbagai organ di dalam perut, seperti usus, lambung, pankreas, hati, ginjal, atau rahim. Tumor bisa bersifat jinak atau ganas. Tumor bisa menyebabkan perut bagian bawah membesar, nyeri, mual, muntah, atau penurunan berat badan.
  • Divertikulitis. Divertikulitis adalah peradangan pada divertikula, yaitu kantong-kantong kecil yang terbentuk di dinding usus besar. Divertikulitis bisa disebabkan oleh infeksi bakteri, sembelit, atau konsumsi makanan yang rendah serat. Divertikulitis bisa menyebabkan perut bagian bawah kiri terasa nyeri, bengkak, dan kaku.
  • Radang usus buntu. Radang usus buntu adalah peradangan pada usus buntu, yaitu organ kecil yang terletak di perut bagian bawah kanan. Radang usus buntu bisa disebabkan oleh sumbatan makanan, feses, atau bakteri. Radang usus buntu bisa menyebabkan perut bagian bawah kanan terasa nyeri, bengkak, dan kaku.
BACA JUGA  Kasur Lipat Inoac Frozen: Kenyamanan Tidur dengan Sentuhan Magis

Tabel Perbandingan Penyebab Perut Bagian Bawah Besar

Penyebab Gejala Cara Mengatasi
Penumpukan lemak Perut terlihat besar dan lembek Menurunkan berat badan dengan diet sehat dan olahraga teratur
Endometriosis Perut bagian bawah keras dan sakit, gangguan haid, nyeri saat berhubungan seksual Mengonsumsi obat pereda nyeri, obat hormon, atau melakukan operasi
PCOS Perut bagian bawah keras dan sakit, haid tidak lancar atau berhenti, pertumbuhan rambut berlebih, berat badan berlebih Mengonsumsi obat hormon, obat anti-androgen, obat penurun gula darah, atau melakukan operasi
Peritonitis Perut bagian bawah keras dan sakit, demam, mual, muntah, sulit buang air besar dan kentut Mengonsumsi antibiotik, obat pereda nyeri, atau melakukan operasi
IBS Perut kembung, nyeri, dan perubahan pola buang air besar Menghindari makanan pemicu, mengonsumsi obat pencahar, obat antispasmodik, atau obat antidepresan
Tumor Perut bagian bawah membesar, nyeri, mual, muntah, penurunan berat badan Mengonsumsi obat kemoterapi, obat imunoterapi, atau melakukan operasi
Divertikulitis Perut bagian bawah kiri nyeri, bengkak, dan kaku, demam, mual, muntah, diare atau sembelit Mengonsumsi antibiotik, obat pereda nyeri, atau melakukan operasi
Radang usus buntu Perut bagian bawah kanan nyeri, bengkak, dan kaku, demam, mual, muntah, nafsu makan berkurang Mengonsumsi antibiotik, obat pereda nyeri, atau melakukan operasi

Kesimpulan

Perut bagian bawah besar bisa disebabkan oleh berbagai kondisi, mulai dari penumpukan lemak hingga tumor. Gejala dan cara mengatasi perut buncit tergantung pada penyebabnya. Jika Anda mengalami perut bagian bawah besar yang disertai nyeri, demam, mual, muntah, atau perubahan pola buang air besar, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat. Selain itu, lakukan gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang cukup, dan berolahraga secara teratur, untuk mencegah dan mengurangi perut buncit..

BACA JUGA  Windah Basudara Bertato: Kisah Inspiratif Seorang Seniman Tato

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer