Ads - After Header

Kenapa Maulid Nabi Dilarang?

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Perayaan Maulid Nabi, yang merupakan peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, telah menjadi topik perdebatan di berbagai negara. Di beberapa tempat, seperti di Indonesia, perayaan ini diadakan dengan sangat meriah, sementara di negara lain seperti Arab Saudi, perayaan ini dilarang. Berikut adalah informasi terbaru dan relevan mengenai alasan pelarangan Maulid Nabi.

Alasan Pelarangan di Arab Saudi

Di Arab Saudi, perayaan Maulid Nabi dilarang karena dianggap bertentangan dengan ajaran agama Islam. Pemerintah dan sebagian besar ulama di Arab Saudi berpendapat bahwa perayaan tersebut termasuk praktik takhayul dan tidak sesuai dengan sunnah. Menurut mereka, tidak ada contoh dari Nabi Muhammad SAW atau para sahabatnya yang merayakan hari kelahiran beliau, sehingga perbuatan tersebut dianggap sebagai bid’ah[1][4].

Pandangan di Indonesia

Sementara itu, di Indonesia, perayaan Maulid Nabi dirayakan secara luas dan meriah. Kegiatan yang diselenggarakan biasanya sangat positif, seperti membaca surat Nabawi, menceritakan akhlak Nabi dan sahabatnya, menceritakan perjuangan Nabi, ada doa dan sedekah, membaca Alquran, dan lain sebagainya[1].

Sejarah dan Tradisi

Peringatan Maulid Nabi tidak tercatat secara resmi dalam tradisi Islam awal. Namun, pada abad-abad awal Islam, mengadakan acara khusus untuk menghormati Nabi Muhammad adalah hal yang biasa dan sering kali mencakup pembacaan puisi. Tradisi Maulid pertama kali diadakan oleh khalifah Mu’iz li Dinillah dari dinasti Fathimiyyah di Mesir pada tahun 341 Hijriyah[2].

Kesimpulan

Perbedaan pendapat tentang perayaan Maulid Nabi mencerminkan keragaman interpretasi dan praktik dalam Islam. Di satu sisi, ada yang menganggap perayaan ini sebagai cara untuk menghormati dan mengenang Nabi Muhammad SAW, sementara di sisi lain, ada yang berpendapat bahwa perayaan tersebut tidak memiliki dasar dalam sunnah dan oleh karena itu tidak seharusnya dilakukan.

BACA JUGA  Kisah Nabi Isa dan Keluarga Suci

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer