Dalam dunia arsitektur dan desain hotel, terdapat kebiasaan unik yang mungkin telah Anda perhatikan: absennya lantai keempat di beberapa hotel. Fenomena ini, yang terutama terjadi di negara-negara Asia Timur seperti China, Jepang, Korea Selatan, dan Vietnam, memiliki akar yang mendalam dalam kepercayaan dan budaya setempat.
Sejarah dan Budaya
Alasan utama mengapa lantai keempat sering dihindari berkaitan dengan tetraphobia, yaitu ketakutan terhadap angka empat. Dalam bahasa Mandarin dan beberapa dialek China lainnya, kata untuk angka empat (四, pinyin: sì) memiliki pelafalan yang mirip dengan kata untuk kematian (死, pinyin: sǐ). Karena asosiasi ini, angka empat dianggap membawa nasib buruk, dan banyak orang menghindarinya dalam kehidupan sehari-hari.
Praktik di Hotel
Banyak hotel di China dan negara-negara dengan komunitas China yang signifikan memilih untuk tidak menandai lantai keempat di gedung mereka. Ini berarti bahwa setelah lantai tiga, Anda mungkin akan menemukan lantai yang ditandai sebagai 5, mengabaikan nomor empat sepenuhnya. Dalam beberapa kasus, hotel juga menghindari lantai 14, 24, dan seterusnya, karena angka-angka tersebut juga mengandung angka empat.
Dampak pada Bisnis
Kepercayaan ini tidak hanya berdampak pada penomoran lantai tetapi juga pada aspek bisnis hotel. Misalnya, beberapa tamu mungkin menghindari memesan kamar di lantai dengan angka empat, yang dapat mempengaruhi tingkat hunian hotel. Oleh karena itu, pengelola hotel sering kali memutuskan untuk mengikuti praktik ini untuk menghindari potensi kehilangan bisnis.
Perbandingan dengan Angka 13 di Barat
Fenomena ini serupa dengan cara angka 13 dianggap sial di banyak negara Barat. Dikenal sebagai triskaidekaphobia, ketakutan terhadap angka 13 sering kali menyebabkan hotel, gedung perkantoran, dan bahkan baris di pesawat terbang menghindari menggunakan angka tersebut untuk lantai atau baris.
Kesimpulan
Meskipun tidak ada dasar ilmiah yang mendukung kepercayaan ini, tetraphobia adalah contoh bagaimana budaya dan tradisi dapat mempengaruhi aspek-aspek praktis dalam kehidupan kita, termasuk cara kita berinteraksi dengan ruang dan lingkungan. Dalam bisnis perhotelan, memahami dan menghormati kepercayaan ini dapat menjadi bagian penting dari pelayanan terhadap tamu.
Untuk informasi lebih lanjut tentang topik ini, Anda dapat mengunjungi sumber-sumber berikut:
- Kompas.com
- Hotelier.id
- Multicleanindonesia.com
: Kompas.com – "Kenapa Hotel Tidak Ada Lantai 4? Ternyata Ini Alasannya"
: Hotelier.id – "Ini Jawabannya, Mengapa Hotel Tidak Ada Lantai 4 dan Lantai 13!"
: Multicleanindonesia.com – "Mengapa Di Lift Tidak Ada Lantai 4? Rupanya Ini Alasannya"