Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT sebagai pembawa risalah Islam. Beliau lahir di Mekkah pada tahun 571 M dan hijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Beliau memiliki banyak prestasi dalam bidang dakwah, politik, militer, dan sosial. Beliau juga dikenal sebagai teladan bagi umat manusia dengan akhlak yang mulia.
Namun, setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian. Begitu pula dengan Nabi Muhammad SAW yang wafat pada usia 63 tahun. Kapan dan di mana beliau meninggal dunia? Bagaimana reaksi para sahabat dan umat Islam saat itu? Apa penyebab kematian beliau? Artikel ini akan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan berdasarkan pada sumber-sumber yang terpercaya.
Waktu dan Tempat Kematian Nabi Muhammad SAW
Menurut sejarah, Nabi Muhammad SAW wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M . Beliau wafat di rumah istrinya, Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, yang terletak di dekat Masjid Nabawi di Madinah. Saat itu, kepala beliau bersandar di antara dada dan leher Aisyah. Beliau dimakamkan di tempat yang sama dengan tempat beliau wafat. Makam beliau sekarang menjadi bagian dari kompleks Masjid Nabawi yang menjadi tujuan ziarah bagi umat Islam.
Reaksi Para Sahabat dan Umat Islam
Kematian Nabi Muhammad SAW merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan dan mengejutkan bagi para sahabat dan umat Islam. Banyak di antara mereka yang tidak dapat menerima kenyataan tersebut. Sebagian dari mereka berharap bahwa beliau masih hidup atau akan kembali seperti Nabi Musa AS. Sebagian lainnya berduka dengan menangis, berzikir, atau berdoa.
Salah satu sahabat yang paling terpukul adalah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu. Ia berdiri di masjid dan mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah meninggal. Ia berkata, "Sesungguhnya Nabi tidaklah mati, tetapi ia pergi kepada Tuhannya sebagaimana Musa bin Imran pergi. Ia akan kembali dan memotong tangan dan kaki orang-orang yang mengatakan bahwa ia telah mati."
Namun, sikap Umar berubah setelah mendengar pidato Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘Anhu, sahabat dan khalifah pertama Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar datang ke rumah Aisyah dan melihat jenazah Nabi Muhammad SAW. Ia mencium kening beliau dan berkata, "Engkau lebih baik hidup maupun mati." Kemudian ia keluar ke masjid dan berkata kepada para sahabat, "Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah mati. Barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah adalah Mahahidup dan tidak akan mati." Lalu ia membacakan ayat Al-Quran, "Dan Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelum dia beberapa orang rasul. Apakah jika dia mati atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka dia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikit pun. Dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali Imran: 144)
Pidato Abu Bakar ini membuat para sahabat sadar dan tenang. Mereka mengakui bahwa Nabi Muhammad SAW telah wafat dan bersiap untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Mereka juga bersumpah untuk tetap berpegang teguh pada ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Penyebab Kematian Nabi Muhammad SAW
Ada beberapa pendapat tentang penyebab kematian Nabi Muhammad SAW. Salah satu pendapat yang paling kuat adalah bahwa beliau meninggal karena racun yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi bernama Zainab binti al-Harits di Khaibar. Wanita ini memberikan daging kambing yang telah diracuni kepada Nabi Muhammad SAW dan beberapa sahabatnya. Nabi Muhammad SAW sempat memakan daging tersebut, tetapi ia segera memuntahkannya setelah daging itu memberitahunya bahwa ia beracun. Namun, racun tersebut tetap berdampak pada kesehatan Nabi Muhammad SAW. Beliau mengeluhkan sakit di dadanya dan merasa pembuluh jantungnya seakan-akan dipotong oleh racun itu .
Wanita Yahudi tersebut mengaku bahwa ia melakukan hal itu untuk membalas dendam atas pembunuhan suami, ayah, dan pamannya oleh pasukan Nabi Muhammad SAW. Ia juga berkata bahwa jika Nabi Muhammad SAW adalah benar seorang nabi, maka racun itu tidak akan membahayakannya. Namun, tindakannya ini justru membuktikan kebenaran kenabian Nabi Muhammad SAW. Sebab, beliau masih hidup selama beberapa tahun setelah kejadian itu dan masih melaksanakan tugas-tugas kenabian seperti haji wada’ dan penyelesaian Al-Quran.
Pendapat lain tentang penyebab kematian Nabi Muhammad SAW adalah bahwa beliau meninggal karena sakit demam atau penyakit alami lainnya. Pendapat ini didasarkan pada beberapa hadits yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW mengalami demam tinggi, sakit kepala, dan berkeringat sebelum wafat . Pendapat ini juga menganggap bahwa racun yang diberikan oleh wanita Yahudi tidak berpengaruh pada kematian Nabi Muhammad SAW, karena beliau masih hidup lama setelahnya dan tidak menunjukkan gejala keracunan.
Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islam kepada umat manusia. Beliau wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 H atau 8 Juni 632 M di rumah istrinya, Aisyah, di Madinah. Kematian beliau menyebabkan kesedihan dan kebingungan bagi para sahabat dan umat Islam. Namun, dengan pidato Abu Bakar, mereka dapat menerima kenyataan tersebut dan berkomitmen untuk melanjutkan perjuangan Islam. Ada beberapa pendapat tentang penyebab kematian Nabi Muhammad SAW, tetapi yang paling kuat adalah bahwa beliau meninggal karena racun yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi di Khaibar. Racun itu mengakibatkan sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW hingga akhir hayatnya. Namun, racun itu juga menunjukkan keajaiban dan kekuatan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah SWT.