Nabi Ayub adalah salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah tauhid kepada umat manusia. Nabi Ayub dikenal sebagai nabi yang sangat sabar dan syukur dalam menghadapi berbagai cobaan yang Allah berikan kepadanya. Cobaan-cobaan tersebut meliputi kehilangan harta, keluarga, dan kesehatan. Namun, Nabi Ayub tidak pernah mengeluh atau berputus asa, melainkan selalu berdzikir dan berserah diri kepada Allah SWT.
Latar Belakang Nabi Ayub
Nabi Ayub adalah keturunan dari Nabi Ishak bin Nabi Ibrahim AS. Ayahnya bernama ‘Ish bin Ishaq, dan ibunya adalah putri dari Nabi Luth bin Harun, saudara Nabi Ibrahim AS. Nabi Ayub tinggal di negeri Batsniya, Hauran, yang terletak di antara Suriah dan Palestina. Nabi Ayub termasuk nabi yang menerima wahyu dari Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam surat An-Nisa ayat 163:
Sesungguhnya Kami mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi setelahnya, dan Kami telah mewahyukan (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Yakub dan anak cucunya; Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami telah memberikan Kitab Zabur kepada Dawud.
Nabi Ayub adalah seorang yang kaya raya, memiliki banyak hewan ternak, kebun, rumah, istri, dan anak-anak. Nabi Ayub juga dikenal sebagai orang yang dermawan, baik hati, dan taat beribadah kepada Allah SWT. Nabi Ayub selalu menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin, membantu anak yatim, dan memuliakan tamu-tamunya. Nabi Ayub juga selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepadanya.
Cobaan yang Allah Berikan kepada Nabi Ayub
Allah SWT kemudian menguji kesabaran dan keteguhan iman Nabi Ayub dengan memberikan cobaan yang berat kepadanya. Cobaan tersebut terdiri dari tiga tahap, yaitu:
- Cobaan pertama: Allah SWT mencabut semua harta benda milik Nabi Ayub, sehingga ia tidak memiliki apa-apa. Hal ini terjadi karena ulah Iblis yang menghasut para pencuri untuk merampok harta Nabi Ayub. Iblis juga menimbulkan kebakaran yang menghanguskan rumah dan hewan ternak Nabi Ayub. Namun, Nabi Ayub tetap sabar dan tidak mengeluh. Ia berkata:
Sesungguhnya harta itu adalah milik Allah, dan kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.
- Cobaan kedua: Allah SWT mencabut semua keluarga Nabi Ayub, kecuali istrinya. Hal ini terjadi karena ulah Iblis yang merobohkan rumah saudara Nabi Ayub, di mana anak-anaknya sedang berkumpul. Semua anak Nabi Ayub meninggal dalam kejadian tersebut. Namun, Nabi Ayub tetap sabar dan tidak mengeluh. Ia berkata:
Sesungguhnya keluarga itu adalah anugerah Allah, dan kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.
- Cobaan ketiga: Allah SWT mencabut kesehatan Nabi Ayub, sehingga ia menderita penyakit kusta yang menular dan menyakitkan. Penyakit ini membuat tubuh Nabi Ayub berlubang-lubang, berbau busuk, dan berdarah. Penyakit ini juga membuat Nabi Ayub dijauhi oleh teman-temannya, bahkan diusir dari kampung halamannya. Hanya istrinya yang setia menemani dan merawat Nabi Ayub. Namun, Nabi Ayub tetap sabar dan tidak mengeluh. Ia berkata:
Sesungguhnya kesehatan itu adalah nikmat Allah, dan kepada-Nya segala sesuatu akan kembali.
Cobaan-cobaan yang Allah berikan kepada Nabi Ayub berlangsung selama 18 tahun. Selama itu pula, Nabi Ayub tidak pernah berhenti berdzikir, berdoa, dan berserah diri kepada Allah SWT. Nabi Ayub juga tidak pernah menyalahkan Allah atau mengira bahwa Allah tidak adil. Nabi Ayub yakin bahwa Allah SWT Maha Bijaksana dan Maha Penyayang, dan bahwa cobaan yang Allah berikan hanyalah untuk menguji dan meningkatkan derajatnya di sisi Allah SWT.
Keajaiban yang Allah Berikan kepada Nabi Ayub
Allah SWT kemudian mengabulkan doa Nabi Ayub dan mengangkat semua cobaan yang menimpanya. Allah SWT memberikan keajaiban kepada Nabi Ayub, yaitu:
- Keajaiban pertama: Allah SWT menyembuhkan penyakit Nabi Ayub dengan cara yang sederhana. Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk menggosok-gosokkan kakinya ke tanah, sehingga keluarlah air dingin dan air panas dari tanah tersebut. Nabi Ayub diminta untuk mandi dengan air dingin dan minum air panas. Setelah itu, tubuh Nabi Ayub kembali sehat dan bersih seperti semula. Hal ini disebutkan dalam surat Shad ayat 41-42:
Dan ingatlah akan hamba Kami, Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya (dengan mengatakan): "Sesungguhnya syaitan telah menyentuh aku dengan penyakit dan siksa." (Kami berfirman): "Gosoklah kakimu ini ke tanah, maka (keluarlah air), itulah air untuk mandi yang sejuk dan untuk minum."
- Keajaiban kedua: Allah SWT mengembalikan semua harta benda Nabi Ayub dengan jumlah yang lebih banyak dari sebelumnya. Allah SWT mengaruniakan Nabi Ayub hewan ternak, kebun, rumah, dan harta yang berlipat ganda. Hal ini disebutkan dalam surat Al-Anbiya ayat 83-84:
Dan (ingatlah) Ayyub, ketika ia menyeru Tuhannya: "Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang." Maka Kami kabulkan doanya itu, Kami hilangkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan jumlah mereka sebagai suatu rahmat dari Kami dan sebagai peringatan bagi orang-orang yang menyembah Kami.
- Keajaiban ketiga: Allah SWT mengembalikan semua keluarga Nabi Ayub, termasuk anak-anaknya yang telah meninggal. Allah SWT menghidupkan kembali anak-anak Nabi Ayub, dan memberikan Nabi Ayub anak-anak yang baru. Jumlah anak Nabi Ayub menjadi dua kali lipat dari sebelumnya, yaitu 26 orang, terdiri dari 13 laki-laki dan 13 perempuan. Hal ini disebutkan dalam beberapa riwayat hadits, di antaranya:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Nabi Ayyub adalah seorang nabi yang kaya raya. Kemudian Allah mengambil hartanya, anak-anaknya, dan kesehatannya. Lalu Allah mengembalikan semuanya kepadanya, dan memberinya anak-anak yang baru sebanyak dua kali lipat dari yang lama."
Kesimpulan
Kisah Nabi Ayub adalah kisah yang mengajarkan kita tentang sabar dan syukur dalam menghadapi cobaan hidup. Nabi Ayub adalah contoh teladan bagi kita yang ingin mendapatkan ridha dan rahmat Allah SWT. Nabi Ayub menunjukkan bahwa cobaan yang Allah berikan hanyalah untuk menguji dan meningkatkan iman kita, dan bahwa Allah SWT tidak akan pernah menyia-nyiakan hamba-Nya yang sabar dan syukur. Allah SWT akan memberikan balasan yang lebih baik kepada hamba-Nya yang sabar dan syuk