Budidaya pertanian intensifikasi adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi manusia. Budidaya pertanian intensifikasi adalah proses untuk meningkatkan hasil pertanian pada semua jenis produk pertanian dengan cara meningkatkan produksi pertanian per input yang digunakan .
Input yang dimaksud dapat berupa tenaga kerja, lahan, waktu, pupuk, benih, pakan, ataupun modal. Dengan lahan yang ada, budidaya pertanian intensifikasi dapat meningkatkan hasil pertanian, sekaligus meningkatkan pendapatan petani.
Beberapa contoh budidaya pertanian intensifikasi yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
- Menggunakan bibit unggul yang berkualitas baik dan tahan terhadap hama penyakit atau gangguan lainnya.
- Mengolah tanah yang baik untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan memungkinkan aktivitas mikroorganisme.
- Melakukan pemupukan secara teratur untuk mengganti unsur hara yang hilang dan menjaga kualitas tanaman.
- Memberantas hama dengan cara mekanis, pengaturan sanitasi lingkungan atau ekologi, dan kimiawi.
- Melakukan pengairan atau irigasi yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga tanaman tidak kekurangan air pada musim kemarau dan lahan tetap produktif.
Budidaya pertanian intensifikasi berbeda dengan ekstensifikasi pertanian, yang berusaha meningkatkan produksi pertanian melalui perluasan areal tanam. Ekstensifikasi pertanian dapat menimbulkan dampak negatif seperti kerusakan lingkungan, deforestasi, dan konflik lahan.
Oleh karena itu, budidaya pertanian intensifikasi lebih tepat untuk diterapkan dalam rangka mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan.