Ads - After Header

Bagaimana Sikap Nabi Muhammad Ketika Ibu dan Kakeknya Meninggal Dunia?

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyampaikan risalah Islam kepada seluruh umat manusia. Beliau adalah seorang yang mulia, sabar, tawakkal, dan penuh kasih sayang. Namun, beliau juga mengalami berbagai cobaan dan kesedihan dalam hidupnya, salah satunya adalah kematian ibu dan kakeknya ketika beliau masih kecil.

Kematian Ibunda Aminah

Nabi Muhammad SAW lahir sebagai anak yatim, karena ayahnya Abdullah meninggal sebelum beliau dilahirkan. Beliau diasuh oleh ibunya Aminah, yang sangat mencintainya. Ketika beliau berumur enam tahun, Aminah membawanya berziarah ke makam ayahnya di Madinah. Di sana, beliau juga bertemu dengan keluarga dari pihak ayahnya, seperti pamannya Abu Thalib.

Setelah sebulan tinggal di Madinah, Aminah bersiap-siap untuk kembali ke Makkah. Namun, dalam perjalanan pulang, Aminah jatuh sakit dan meninggal di Abwa, sebuah tempat antara Makkah dan Madinah. Beliau dimakamkan di sana oleh Ummu Aiman, seorang budak yang menemani mereka.

Nabi Muhammad SAW sangat berduka atas kematian ibunya. Beliau merasakan kehilangan yang mendalam, dan hidup yang semakin sunyi. Beliau menjadi seorang yatim piatu, yang tidak memiliki orang tua yang merawatnya. Beliau dibawa pulang oleh Ummu Aiman ke Makkah, dengan tangis dan hati yang pilu.

Kematian Kakek Abdul Muthalib

Setelah kematian ibunya, Nabi Muhammad SAW diasuh oleh kakeknya dari pihak ayah, yaitu Abdul Muthalib. Abdul Muthalib adalah seorang pemimpin Quraisy, yang sangat dihormati dan disegani oleh kaumnya. Beliau juga sangat mencintai Nabi Muhammad SAW, dan memberinya perlindungan dan kasih sayang yang lebih dari anak-anaknya sendiri.

BACA JUGA  Dari Keturunan Siapa Nabi Ayyub AS?

Abdul Muthalib sering membawa Nabi Muhammad SAW ke tempat-tempat penting, seperti Ka’bah, dan menceritakan kepadanya tentang sejarah dan tradisi leluhurnya. Beliau juga memberikan pendidikan dan bimbingan kepada Nabi Muhammad SAW, yang membentuk kepribadian dan akhlaknya yang mulia.

Namun, Abdul Muthalib juga tidak dapat hidup selamanya. Ketika Nabi Muhammad SAW berumur delapan tahun, Abdul Muthalib meninggal karena sakit. Beliau dimakamkan di Ma’la, sebuah pemakaman di Makkah. Nabi Muhammad SAW kembali merasakan kesedihan yang mendalam, karena kehilangan kakeknya yang sangat dicintainya.

Tabel Perbandingan

Berikut adalah tabel perbandingan yang menunjukkan beberapa perbedaan dan persamaan antara kematian ibu dan kakek Nabi Muhammad SAW:

Kematian Ibu Kematian Kakek
Terjadi ketika Nabi Muhammad SAW berumur enam tahun Terjadi ketika Nabi Muhammad SAW berumur delapan tahun
Terjadi di Abwa, antara Makkah dan Madinah Terjadi di Makkah
Disebabkan oleh sakit dalam perjalanan pulang dari Madinah Disebabkan oleh sakit di rumah
Dimakamkan di Abwa Dimakamkan di Ma’la
Meninggalkan Nabi Muhammad SAW sebagai yatim piatu Meninggalkan Nabi Muhammad SAW sebagai yatim kakek
Sama-sama membuat Nabi Muhammad SAW sangat berduka Sama-sama membuat Nabi Muhammad SAW sangat berduka
Sama-sama merupakan cobaan yang menguji kesabaran dan ketawakkalan Nabi Muhammad SAW Sama-sama merupakan cobaan yang menguji kesabaran dan ketawakkalan Nabi Muhammad SAW
Sama-sama merupakan bagian dari rencana Allah SWT yang lebih baik untuk Nabi Muhammad SAW Sama-sama merupakan bagian dari rencana Allah SWT yang lebih baik untuk Nabi Muhammad SAW

Kesimpulan

Dari artikel ini, kita dapat mengetahui bagaimana sikap Nabi Muhammad SAW ketika ibu dan kakeknya meninggal dunia. Beliau adalah seorang yang sabar, tawakkal, dan bersyukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepadanya. Beliau juga tidak pernah melupakan ibu dan kakeknya, dan selalu mendoakan mereka.

BACA JUGA  Sejarah Nejd: Dari Penentangan Terhadap Nabi Hingga Persatuan Arab Saudi

Kita dapat mengambil pelajaran dari kisah Nabi Muhammad SAW ini, bahwa kita harus selalu bersabar dan tawakkal ketika menghadapi cobaan dan kesedihan dalam hidup. Kita juga harus selalu berbakti dan berdoa kepada orang tua dan kakek-nenek kita, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Kita juga harus percaya bahwa Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk kita, dan tidak pernah menyia-nyiakan amal dan doa kita.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang kehidupan Nabi Muhammad SAW. Aamiin.

: Masa Muda & Pembentukan Jati Diri Muhammad di Bawah Asuhan Pamannya
: Kisah Sedih di Usia 8 Tahun: Ibu dan Kakek Rasulullah Wafat
: Maulid Nabi: Pilu Muhammad SAW Ditinggal Ibunda dan Kakek
: Masa Muda & Pembentukan Jati Diri Muhammad di Bawah Asuhan Pamannya
: Masa Muda & Pembentukan Jati Diri Muhammad di Bawah Asuhan Pamannya
: Kisah Sedih di Usia 8 Tahun: Ibu dan Kakek Rasulullah Wafat

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer