Ads - After Header

Bagaimana Nabi Muhammad Meninggal Dunia?

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan agama Islam. Beliau adalah teladan bagi seluruh umat manusia dan memiliki akhlak yang mulia. Namun, setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, termasuk Nabi Muhammad SAW. Lalu, bagaimana sebenarnya kisah wafatnya Nabi Muhammad SAW?

Penyebab Kematian

Nabi Muhammad SAW meninggal dunia karena sakit yang dideritanya selama beberapa hari. Menurut beberapa riwayat, sakit yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW bermula dari saat beliau memakan daging yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi di Khaibar. Wanita tersebut berniat untuk meracuni Nabi Muhammad SAW sebagai balas dendam atas kematian keluarganya yang dibunuh oleh pasukan Islam.

Daging yang dimakan oleh Nabi Muhammad SAW mengandung racun yang sangat kuat, sehingga beliau merasakan sakit yang luar biasa di dadanya. Beliau bahkan mengatakan bahwa pembuluh jantungnya seakan-akan sedang dipotong oleh racun itu.

Sakit yang diderita oleh Nabi Muhammad SAW semakin parah seiring berjalannya waktu. Beliau mengalami demam tinggi, sakit kepala, dan lemas. Beliau juga tidak bisa berdiri sendiri dan harus ditopang oleh para sahabatnya.

Detik-detik Wafat

Nabi Muhammad SAW wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 Masehi. Beliau wafat di rumah istri kesayangannya, yaitu Aisyah RA, dengan posisi kepala yang bertumpu pada pangkuannya.

Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW sempat memberikan wasiat dan nasihat kepada umatnya. Beliau mengingatkan agar umatnya menjaga shalat, zakat, dan hak-hak orang-orang yang lemah. Beliau juga memerintahkan agar pintu-pintu masjid dibuka untuk semua orang, dan agar tidak ada yang disembah selain Allah SWT.

Nabi Muhammad SAW juga meminta izin kepada Allah SWT untuk kembali ke sisi-Nya. Beliau mengucapkan kalimat syahadat dan mengangkat jari telunjuknya sebagai tanda tauhid. Kemudian, beliau menghembuskan nafas terakhirnya dengan mengucapkan: "Ya Allah, (aku memilih) teman yang paling tinggi."

BACA JUGA  Mengapa Sholat Penting: Menemukan Kedamaian dalam Kehidupan yang Sibuk

Reaksi Para Sahabat

Ketika Nabi Muhammad SAW baru saja dinyatakan meninggal, banyak kerabat dan para sahabat yang tidak percaya. Mereka merasa kehilangan sosok yang sangat dicintai dan dihormati. Mereka juga bingung tentang siapa yang akan menggantikan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam.

Salah satu sahabat yang paling terpukul adalah Umar bin Khattab RA. Ia menolak untuk menerima kenyataan bahwa Nabi Muhammad SAW telah tiada. Ia bahkan mengancam akan membunuh siapa saja yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah meninggal. Ia beranggapan bahwa Nabi Muhammad SAW hanya pergi sebentar seperti Nabi Musa AS, dan akan kembali lagi.

Namun, sikap Umar bin Khattab RA berubah ketika ia mendengar pidato Abu Bakar RA, sahabat yang paling dekat dengan Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar RA mengutip ayat Al-Quran yang menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia biasa yang pasti akan mati, dan bahwa yang abadi hanyalah Allah SWT. Abu Bakar RA juga mengingatkan bahwa umat Islam harus tetap berpegang pada Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Pemakaman

Jasad Nabi Muhammad SAW kemudian dikebumikan di tempat yang sama dengan tempat beliau wafat, yaitu di rumah Aisyah RA. Hal ini sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menyuruh agar jenazah dikuburkan di tempat ia meninggal.

Pemakaman Nabi Muhammad SAW dilakukan pada malam hari, dengan dihadiri oleh para sahabat dan keluarga. Jasad Nabi Muhammad SAW dimandikan oleh Ali bin Abi Thalib RA, Abbas bin Abdul Muthalib RA, Fadhl bin Abbas RA, Qatsam bin Abbas RA, Usamah bin Zaid RA, dan Syaqran RA. Jasad Nabi Muhammad SAW dikafani dengan tiga helai kain putih tanpa jahitan.

Shalat jenazah Nabi Muhammad SAW dilakukan secara berjamaah, tanpa imam. Para sahabat mengantre untuk shalat jenazah Nabi Muhammad SAW secara bergiliran, mulai dari kaum laki-laki, perempuan, hingga anak-anak. Setelah itu, jasad Nabi Muhammad SAW diturunkan ke dalam liang lahat yang telah digali oleh Abu Thalhah RA.

BACA JUGA  Nabi Shaleh: Rasul yang Diutus pada Kaum Tsamud

Kesimpulan

Nabi Muhammad SAW adalah rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk menyempurnakan agama Islam. Beliau adalah teladan bagi seluruh umat manusia dan memiliki akhlak yang mulia. Namun, setiap makhluk hidup pasti akan mengalami kematian, termasuk Nabi Muhammad SAW.

Nabi Muhammad SAW meninggal dunia karena sakit yang dideritanya selama beberapa hari. Sakit yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW bermula dari saat beliau memakan daging yang diberikan oleh seorang wanita Yahudi di Khaibar. Wanita tersebut berniat untuk meracuni Nabi Muhammad SAW sebagai balas dendam atas kematian keluarganya yang dibunuh oleh pasukan Islam.

Nabi Muhammad SAW wafat pada hari Senin, 12 Rabiul Awwal tahun 11 Hijriah, atau bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 Masehi. Beliau wafat di rumah istri kesayangannya, yaitu Aisyah RA, dengan posisi kepala yang bertumpu pada pangkuannya. Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW sempat memberikan wasiat dan nasihat kepada umatnya.

Ketika Nabi Muhammad SAW baru saja dinyatakan meninggal, banyak kerabat dan para sahabat yang tidak percaya. Mereka merasa kehilangan sosok yang sangat dicintai dan dihormati. Mereka juga bingung tentang siapa yang akan menggantikan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat Islam.

Jasad Nabi Muhammad SAW kemudian dikebumikan di tempat yang sama dengan tempat beliau wafat, yaitu di rumah Aisyah RA. Pemakaman Nabi Muhammad SAW dilakukan pada malam hari, dengan dihadiri oleh para sahabat dan keluarga. Shalat jenazah Nabi Muhammad SAW dilakukan secara berjamaah, tanpa imam.

Demikianlah artikel yang saya buat tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih. ๐Ÿ˜Š

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer