Dalam Islam, bersuci atau thaharah adalah proses penting yang harus dilakukan sebelum menjalankan ibadah, seperti shalat. Bersuci berarti membersihkan diri dari hadas (kondisi yang membatalkan kesucian) dan najis (kotoran fisik). Ada beberapa benda yang dapat digunakan untuk bersuci, yang terbagi menjadi dua kategori utama: benda padat dan benda cair.
Benda Padat untuk Bersuci
Benda padat yang dapat digunakan untuk bersuci harus memenuhi dua syarat utama:
- Kasar/dapat membersihkan: Benda tersebut harus memiliki tekstur yang cukup kasar untuk dapat membersihkan kotoran.
- Suci: Benda tersebut harus dalam keadaan suci, yaitu tidak terkontaminasi oleh najis.
Contoh benda padat yang dapat digunakan adalah:
- Debu
- Batu
- Pecahan genting
- Bata merah
- Kertas
- Daun
- Kayu
Benda-benda ini dapat digunakan dalam proses tayamum, yaitu bersuci tanpa air ketika seseorang tidak dapat menggunakan air karena alasan tertentu, seperti sakit atau ketiadaan air.
Benda Cair untuk Bersuci
Benda cair yang paling utama digunakan untuk bersuci adalah air mutlak, yaitu air yang tidak tercampuri oleh najis. Air mutlak dibagi menjadi beberapa macam menurut hukum Islam:
-
Air Suci dan Mensucikan: Air yang halal diminum dan dapat digunakan untuk bersuci, seperti:
- Air hujan
- Air laut
- Air salju/es
- Air embun
- Air sungai
- Air mata air
-
Air Suci tetapi Tidak Mensucikan: Air yang halal diminum tetapi tidak dapat digunakan untuk bersuci, misalnya:
- Air kelapa
- Air teh
- Air kopi
- Air yang dikeluarkan dari pepohonan
-
Air Muntanajis: Air yang terkena najis dan tidak halal diminum serta tidak dapat digunakan untuk bersuci.
-
Air Makruh Dipakai Bersuci: Air yang terkena panas matahari dalam bejana.
-
Air Musta’mal: Air yang sudah terpakai dan tidak boleh untuk bersuci karena dikhawatirkan sudah terdapat kotoran di dalamnya.
Pemahaman yang benar tentang benda-benda yang dapat digunakan untuk bersuci sangat penting dalam praktik keagamaan sehari-hari bagi umat Islam. Dengan menggunakan benda-benda yang sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditetapkan, seseorang dapat menjaga kesucian diri dan lingkungan sekitarnya, yang merupakan bagian dari iman dalam Islam.
