Ads - After Header

Apakah 15 Ramadhan Akan Menjadi Hari yang Mencekam?

Arsita Hemi Kusumastiwi

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan rahmat bagi umat Islam. Namun, ada beberapa isu yang beredar di masyarakat tentang adanya peristiwa besar yang akan terjadi pada tanggal 15 Ramadhan, terutama jika bertepatan dengan hari Jumat. Peristiwa tersebut dikaitkan dengan salah satu tanda kiamat besar, yaitu dukhan atau asap yang akan menutupi bumi selama 40 hari. Apakah benar ada dasar syar’i yang menguatkan isu tersebut? Ataukah ini hanya mitos belaka?

Hadits Tentang Prahara 15 Ramadhan

Isu tentang prahara 15 Ramadhan berasal dari sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud. Dalam hadits tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

Ketika terdapat suara yang dahsyat (dentuman) tepat di bulan Ramadhan, maka pertanda akan terjadi huru-hara di bulan Syawal, kelompok masyarakat (kabilah) memisahkan diri di bulan Dzulqa’dah, banyak pertumpahan darah di bulan Dzulhijjah dan Muharram. Dan apa yang terjadi di bulan Muharram? (Nabi mengucapkannya tiga kali). Sayang sekali, saat itu banyak di antara manusia yang berperang satu sama lain dan keadaan sangat kacau. Maka kami bertanya: ‘Apa suara dahsyat itu wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab: ‘Suara itu terjadi di pertengahan bulan Ramadhan pada waktu dhuha di hari Jumat. Suara itu muncul tatkala bulan Ramadhan bertepatan dengan malam Jumat. Suara teriakan ini akan membangunkan orang-orang tidur, menjatuhkan orang-orang yang tegap berdiri, dan menjadikan para wanita terhempas keluar dari kamar-kamarnya pada malam Jumat selama satu tahun, banyak terjadi gempa dan cuaca yang sangat dingin. Apabila bulan Ramadhan bertepatan dengan malam Jumat maka tatkala kalian telah melaksanakan shalat subuh pada hari Jumat di pertengahan bulan Ramadhan, maka masuklah ke dalam rumah-rumah kalian, kuncilah pintu-pintu rumah, selimutilah diri kalian, dan tutupilah telinga-telinga kalian. Apabila kalian merasa ada suara dahsyat, maka menyungkurlah dengan bersujud kepada Allah dan ucapkanlah: “Subhânal Quddûs, Rabbunal Quddûs”. Barang siapa yang mengamalkan hal itu maka akan selamat, dan barang siapa meninggalkannya maka akan celaka.

Hadits ini diriwayatkan oleh Asy Syasyi, seorang perawi yang tidak dikenal dan tidak disebutkan oleh ulama hadits yang terkemuka, seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Ahmad, Tirmidzi, dan lainnya. Oleh karena itu, hadits ini dipertanyakan keabsahannya oleh para ulama dan ahli hadits.

BACA JUGA  ARTIKEL: Bolehkah Puasa Nabi Daud di Hari Jumat?

Pendapat Ulama dan Ahli Hadits

Imam al-‘Uqaili, seorang ulama yang ahli dalam bidang ilmu rijal (penelitian tentang perawi hadits), dalam kitabnya, adh-Dhu’afa’ al-Kabir, menyebutkan kritik tentang hadits ini:

Hadits ini diriwayatkan oleh Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul Hakam, seorang perawi yang dhaif (lemah) dan tidak dapat dijadikan hujjah (dalil). Ia meriwayatkan hadits ini dari ‘Abdullah bin ‘Abdul Malik, seorang perawi yang majhul (tidak dikenal). Ia meriwayatkan hadits ini dari ‘Abdullah bin ‘Abdul Aziz, seorang perawi yang majhul. Ia meriwayatkan hadits ini dari ‘Abdullah bin ‘Abdul Wahhab, seorang perawi yang majhul. Ia meriwayatkan hadits ini dari ‘Abdullah bin ‘Abdul Qais, seorang perawi yang majhul. Ia meriwayatkan hadits ini dari ‘Abdullah bin Mas’ud, seorang sahabat Nabi SAW.

Dari kritik tersebut, terlihat bahwa hadits ini memiliki sanad (rantai perawi) yang sangat lemah dan tidak dapat dipercaya. Selain itu, hadits ini juga bertentangan dengan hadits-hadits shahih yang menjelaskan tentang tanda-tanda kiamat besar, seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Hudzaifah bin Asid al-Ghifari, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Tanda-tanda kiamat besar adalah: dukhan, dajjal, binatang, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa bin Maryam, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga kali gempa bumi, yaitu gempa bumi di timur, gempa bumi di barat, dan gempa bumi di Jazirah Arab. Dan yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman yang akan menghalau manusia ke tempat berhimpun mereka.

Dari hadits ini, terlihat bahwa dukhan adalah salah satu tanda kiamat besar yang akan terjadi sebelum kiamat. Namun, tidak ada keterangan bahwa dukhan akan terjadi pada tanggal 15 Ramadhan atau hari Jumat. Jadi, tidak ada hubungan antara dukhan dengan 15 Ramadhan.

BACA JUGA  Kapan Puasa Ramadan 2018 Dimulai?

Kesimpulan

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa isu tentang prahara 15 Ramadhan adalah tidak benar dan tidak memiliki dasar syar’i yang kuat. Hadits yang menjadi sumber isu tersebut adalah hadits yang dhaif dan tidak dapat dijadikan hujjah. Oleh karena itu, umat Islam tidak perlu khawatir atau takut dengan isu tersebut, tetapi tetap harus berhati-hati dan waspada dengan tanda-tanda kiamat yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits shahih. Semoga Allah SWT melindungi kita dari fitnah akhir zaman dan menjadikan kita termasuk orang-orang yang selamat di dunia dan akhirat. Aamiin.

: 15 Ramadan Akan Ada Tanda Kiamat, Mitos atau Fakta? – theAsianparent
: Ada Apa di Balik 15 Ramadhan? – Rumaysho.Com
: Sahih Muslim, no. 2901

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer