Ads - After Header

Apa Itu EEG dan Bagaimana Cara Melakukannya pada Balita?

Arsita Hemi Kusumastiwi

EEG atau elektroensefalografi adalah tes yang mengukur aktivitas listrik di otak dengan menggunakan elektroda yang ditempelkan pada kulit kepala . Tes ini dapat membantu mendiagnosis berbagai kondisi yang berkaitan dengan otak, seperti kejang, gangguan tidur, infeksi otak, atau tumor otak .

EEG biasanya dilakukan pada balita yang memiliki gejala seperti kehilangan kesadaran, gerakan atau perilaku yang abnormal, atau keterlambatan perkembangan. EEG dapat menunjukkan apakah gejala tersebut disebabkan oleh gangguan pada otak atau tidak.

Prosedur EEG pada balita cukup sederhana dan aman. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  • Balita akan diminta untuk berbaring di tempat tidur atau kursi yang nyaman di ruangan khusus .
  • Seorang teknisi akan mengukur kepala balita dan menandai beberapa titik pada kulit kepala dengan spidol atau pena yang bisa dicuci .
  • Teknisi akan menggosok setiap titik yang ditandai dengan lotion yang kasar agar elektroda dapat mentransmisikan sinyal listrik dengan baik .
  • Teknisi akan menempelkan elektroda pada titik-titik yang ditandai dengan menggunakan gel atau plester . Elektroda akan terhubung dengan kabel ke mesin yang merekam aktivitas listrik otak .
  • Tes ini biasanya berlangsung selama satu hingga dua jam . Selama tes, balita akan diberikan obat penenang (sedatif) agar lebih tenang .
  • Teknisi akan memberikan rangsangan cahaya menggunakan lampu atau senter untuk mengevaluasi aktivitas otak balita . Balita juga mungkin diminta untuk melakukan pernapasan dalam-dalam atau membuka dan menutup mata .
  • Setelah tes selesai, teknisi akan melepaskan elektroda dari kulit kepala balita dan membersihkan gel atau plester yang tersisa .
  • Hasil tes akan dianalisis oleh dokter spesialis saraf (neurolog) dan dikirimkan ke dokter yang merujuk balita untuk tes EEG .

Sebelum melakukan EEG, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh orang tua balita, yaitu:

  • Mencuci rambut balita pada malam sebelum tes dan tidak menggunakan minyak rambut, gel, atau hairspray . Jika rambut balita panjang, jangan dikepang atau diikat . Lepaskan juga semua aksesori rambut, seperti jepit, bando, atau ikat rambut .
  • Memberitahu dokter tentang obat-obatan yang dikonsumsi oleh balita, termasuk dosis dan waktu penggunaannya . Dokter mungkin akan meminta untuk menghentikan beberapa obat yang dapat mempengaruhi hasil tes .
  • Mengikuti instruksi dokter tentang kapan balita boleh makan sebelum tes . Biasanya, balita boleh makan seperti biasa, kecuali jika diberikan sedatif .
  • Mengikuti instruksi dokter tentang bagaimana menjaga balita tetap terjaga pada malam sebelum tes, jika diperlukan agar balita mengantuk saat tes . Pada hari tes, balita tidak boleh minum minuman yang mengandung kafein, seperti soda, kopi, atau teh .
  • Membawa mainan kesukaan balita, seperti boneka atau mobil-mobilan, untuk menenangkan balita saat tes.
BACA JUGA  Dampak Teknologi pada Remaja: Sebuah Tinjauan Mendalam

EEG adalah tes yang bermanfaat untuk mengetahui kondisi otak balita. Tes ini tidak menimbulkan rasa sakit atau bahaya bagi balita. Namun, dalam kasus yang jarang terjadi, EEG dapat memicu kejang pada balita yang memiliki gangguan kejang . Jika hal ini terjadi, dokter akan segera memberikan penanganan yang tepat .

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer