Dalam sejarah Islam, terdapat momen penting ketika Nabi Muhammad SAW menunjuk pengganti untuk memimpin solat. Ini terjadi menjelang akhir hayat beliau, saat sakit dan tidak mampu untuk mengimami sholat berjamaah. Abu Bakar as-Siddiq, sahabat dekat dan setia Nabi Muhammad, adalah orang yang dipilih untuk menggantikan posisi tersebut.
Abu Bakar as-Siddiq: Sahabat Setia Nabi Muhammad
Abu Bakar as-Siddiq dikenal sebagai salah satu sahabat terdekat Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah orang pertama yang masuk Islam dari kalangan pria dewasa dan mendukung Rasulullah SAW dengan sepenuh hati. Abu Bakar memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nabi Muhammad, baik sebelum maupun setelah kenabian.
Momen Penggantian Imam Solat
Ketika Nabi Muhammad SAW sakit parah, beliau meminta Aisyah RA untuk menyuruh Abu Bakar agar menggantikannya menjadi imam solat[2]. Meskipun Aisyah RA sempat ragu karena Abu Bakar dikenal sebagai orang yang berhati lembut dan sering menangis dalam solat, Nabi Muhammad SAW menegaskan perintahnya. Akhirnya, Abu Bakar as-Siddiq pun memimpin umat Islam dalam solat sebagai imam.
Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar as-Siddiq terpilih menjadi khalifah pertama, yang menandai awal dari periode Khulafaur Rasyidin. Pengangkatannya sebagai khalifah juga menunjukkan kepercayaan dan penghormatan yang besar dari umat Islam terhadap beliau.
Kesimpulan
Pemilihan Abu Bakar as-Siddiq oleh Nabi Muhammad SAW untuk menggantikan beliau sebagai imam solat menunjukkan kepercayaan dan kedekatan yang mendalam antara keduanya. Ini juga merupakan salah satu bukti penting dalam sejarah Islam yang menegaskan posisi Abu Bakar as-Siddiq sebagai sahabat yang terpercaya dan pemimpin yang bijaksana.