Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah salah satu tokoh sufi yang sangat terkenal, terutama di kalangan masyarakat Indonesia. Beliau dikenal sebagai pendiri tarekat Qadiriyah dan dijuluki sebagai "Sulthan Al-Auliya" (Pemimpin Para Wali) dan "Imam Al-Ashfiya" (Pemuka Para Sufi). Nama lengkapnya adalah Abdul Qadir Ibn Abi Shalih Abdullah Janki Dusat Al-Jailani, dan beliau lahir pada tahun 470 H (1077 M) dan wafat pada tahun 561 H (1166 M)[1][2].
Kehidupan Awal dan Pendidikan
Syaikh Abdul Qodir Jailani tumbuh sebagai anak yatim dan menghabiskan masa kecilnya bersama ibunya. Pada usia 8 tahun, beliau meninggalkan rumahnya menuju Baghdad untuk menuntut ilmu. Di Baghdad, beliau belajar berbagai disiplin ilmu, termasuk fiqh dan tasawuf, dan kemudian menjadi seorang ulama yang dihormati[1].
Pengaruh dan Ajaran
Ajaran Syaikh Abdul Qodir Jailani menekankan pada pentingnya bertakwa kepada Allah, berperilaku baik kepada setiap makhluk hidup, dan menerapkan syariat secara lahir dan batin. Beliau juga dikenal karena karomah-karomahnya dan dihormati luas di kalangan Sunni[2].
Warisan dan Tarekat Qadiriyah
Tarekat Qadiriyah yang didirikan oleh Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah salah satu aliran tarekat yang paling banyak dianut di dunia. Ajarannya tersebar luas dan masih dipraktikkan hingga hari ini. Manaqib dan haul Syaikh Abdul Qodir Jailani selalu dirayakan setiap tahun untuk menghormati beliau[1].
Karya dan Literatur
Syaikh Abdul Qodir Jailani juga dikenal sebagai penulis beberapa karya yang penting dalam literatur Islam. Karya-karyanya masih dibaca dan dijadikan referensi dalam mempelajari tasawuf dan ajaran Islam[4].
Kesimpulan
Syaikh Abdul Qodir Jailani adalah tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah Islam, khususnya dalam tradisi sufi. Beliau tidak hanya dikenal sebagai seorang wali yang memiliki kedekatan dengan Allah, tetapi juga sebagai seorang guru yang ajarannya masih relevan dan diikuti hingga saat ini.