Ads - After Header

Nabi Besar dan Nabi Kecil: Kisah di Balik Istilah

Arsita Hemi Kusumastiwi

Dalam tradisi agama, kita sering mendengar istilah "nabi besar" dan "nabi kecil", terutama dalam konteks Kitab Suci Perjanjian Lama. Istilah ini bukanlah penilaian atas tingkat kepentingan atau kekuasaan mereka, melainkan sebuah cara untuk membedakan panjang pendeknya catatan tentang mereka dalam Kitab Suci.

Pengertian Nabi Besar dan Nabi Kecil

Nabi-nabi besar adalah mereka yang memiliki catatan kisah yang lebih panjang dalam Kitab Suci. Mereka ini termasuk Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, dan Daniel. Kisah mereka dicatat dalam buku-buku yang lebih tebal jika dibandingkan dengan nabi-nabi lainnya.

Sebaliknya, nabi-nabi kecil memiliki catatan yang lebih singkat. Mereka ini adalah Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.

Alasan Penamaan

Penamaan ini tidak berkaitan dengan peran atau pentingnya pesan yang mereka sampaikan. Seorang nabi, dalam konteks ini, adalah seseorang yang dipilih oleh Tuhan untuk menyampaikan pesan-Nya, memberi peringatan, atau memberikan nasihat kepada umat. Mereka memiliki hubungan khusus dengan Tuhan dan bertindak sebagai perpanjangan tangan-Nya.

Perbedaan "besar" dan "kecil" merujuk pada jumlah tulisan yang ada dalam buku mereka. Misalnya, kitab Yesaya memiliki 66 bab, sedangkan kitab Obaja hanya memiliki satu bab.

Kesimpulan

Jadi, ketika kita berbicara tentang nabi besar dan nabi kecil, kita berbicara tentang volume literatur yang mereka tinggalkan, bukan tentang status atau pentingnya peran mereka. Setiap nabi, besar atau kecil, memiliki peran penting dalam sejarah dan tradisi agama yang bersangkutan.

: YOUCAT Indonesia

BACA JUGA  Mengapa Kita Harus Beriman kepada Nabi dan Rasul?

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer