Pada masa menjelang usia 40 tahun, Nabi Muhammad mulai menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam kesendirian, merenungkan keadaan umat manusia dan mencari kebenaran yang lebih mendalam. Tradisi ini dikenal sebagai tahannuth, dan tempat khusus untuk merenung ini adalah Gua Hira, terletak di Jabal Nur, dekat Mekkah.
Kondisi Sosial dan Spiritual
Masyarakat Mekkah pada waktu itu tenggelam dalam praktik politeisme, dan ketidakadilan sosial merajalela. Nabi Muhammad, yang dikenal karena kejujurannya dan keadilannya, sering merasa terganggu oleh kondisi ini. Dalam kesunyian Gua Hira, beliau mencari jawaban dan kejernihan spiritual.
Tanda-Tanda Kenabian
Sebelum menerima wahyu pertama, Nabi Muhammad mengalami beberapa peristiwa yang menandakan kedekatannya dengan fase kenabian. Salah satunya adalah mimpi yang benar (ru’ya ash shalihah), yang merupakan salah satu dari 46 tanda kenabian.
Malam yang Menentukan
Pada suatu malam di bulan Ramadhan, ketika Nabi Muhammad berada di Gua Hira, Malaikat Jibril datang kepadanya dengan membawa wahyu pertama. Peristiwa ini terjadi pada malam 21 Ramadhan, bertepatan dengan 10 Agustus 610 Masehi. Wahyu yang diterima adalah ayat-ayat pertama dari Surat Al-Alaq, yang memerintahkan beliau untuk membaca dengan nama Tuhan yang telah menciptakan.
Pesan Wahyu Pertama
Wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah:
markdown
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ
خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ
اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ
الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ
Terjemahan:
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan!
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam,
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dampak Wahyu
Wahyu pertama ini menjadi titik balik dalam sejarah umat manusia, menandai dimulainya era baru dengan risalah yang akan mengubah wajah dunia. Nabi Muhammad, sejak saat itu, menjadi pembawa pesan Allah, menyebarkan ajaran Islam yang berpusat pada monoteisme dan keadilan sosial.