Dalam pencarian asal-usul manusia, pertanyaan tentang siapa yang lebih dulu antara Nabi Adam atau manusia purba sering muncul sebagai topik diskusi yang menarik. Dua perspektif yang berbeda, yaitu pandangan agama dan ilmu pengetahuan, memberikan jawaban yang berbeda pula.
Perspektif Agama Islam
Dalam ajaran Islam, Nabi Adam dianggap sebagai manusia pertama yang diciptakan oleh Allah. Ini didasarkan pada narasi yang terdapat dalam Al-Quran, yang menyatakan bahwa Nabi Adam adalah khalifah pertama di bumi. Ayat Al-Baqarah (2:30) mengisahkan dialog antara Allah dan para malaikat ketika Allah menyatakan niat-Nya untuk menciptakan Nabi Adam sebagai khalifah di bumi.
Beberapa ulama, seperti M. Quraish Shihab, menjelaskan bahwa Al-Quran tidak secara eksplisit menyebutkan adanya manusia sebelum Nabi Adam. Namun, ada ayat yang mengisyaratkan kemungkinan adanya makhluk lain sebelum penciptaan Nabi Adam.
Perspektif Ilmu Pengetahuan
Di sisi lain, teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada abad ke-18 menyatakan bahwa manusia modern adalah hasil evolusi dari spesies yang lebih primitif, yang sering disebut sebagai manusia purba. Fosil-fosil yang ditemukan oleh para arkeolog dan peneliti mendukung teori ini, menunjukkan adanya proses evolusi yang panjang sebelum munculnya Homo sapiens.
Kesimpulan
Pertanyaan tentang siapa yang lebih dulu antara Nabi Adam atau manusia purba tidak dapat dijawab secara definitif karena bergantung pada perspektif yang digunakan. Dari sudut pandang agama, Nabi Adam adalah manusia pertama, sedangkan dari sudut pandang ilmiah, manusia purba lebih dulu ada. Kedua pandangan ini mewakili dua cara berbeda dalam memahami asal-usul manusia dan tidak harus saling bertentangan, tetapi dapat dilihat sebagai dua cara berbeda dalam mencari pemahaman tentang keberadaan manusia.
