Haji merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial. Ini termasuk penganut Syiah, yang meskipun memiliki beberapa perbedaan dalam praktik dan interpretasi agama dibandingkan dengan Sunni, tetap menganggap haji sebagai kewajiban agama yang penting.
Perspektif Historis dan Teologis
Dalam sejarah Islam, kota Mekkah memiliki kedudukan yang sangat penting. Nabi Ibrahim, yang dianggap sebagai bapak dari umat Islam, adalah sosok yang membangun Ka’bah dan merestui umat manusia untuk melaksanakan ibadah haji. Oleh karena itu, melaksanakan haji ke Mekkah menjadi simbolik bagi umat Islam untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim.
Kesatuan Umat Islam
Meskipun terdapat perbedaan interpretasi dan praktik antara Sunni dan Syiah, haji menjadi momen di mana seluruh umat Islam, tanpa memandang mazhab, berkumpul bersama di tanah suci. Ini merupakan manifestasi dari kesatuan umat Islam, menunjukkan bahwa perbedaan mazhab tidak menghalangi pelaksanaan ibadah yang fundamental ini.
Pandangan Terhadap Syiah
Terdapat pandangan beragam mengenai posisi Syiah dalam Islam. Beberapa pihak menganggap Syiah sesat, sementara yang lainnya melihat mereka sebagai bagian dari keragaman interpretasi dalam Islam. Ada juga yang membedakan antara Syiah Zaidiyah dan Ja’fariyah yang lebih dekat dengan ajaran Islam dibandingkan dengan Syiah Rafidhah yang dianggap memiliki ajaran yang sangat berbeda.
Kesimpulan
Penganut Syiah melakukan haji ke Mekkah karena mereka memandang haji sebagai kewajiban agama yang harus dipenuhi. Meskipun ada perbedaan dalam ajaran dan praktik, haji tetap menjadi salah satu pilar utama yang menyatukan seluruh umat Islam, termasuk Syiah, dalam satu tujuan spiritual yang sama.
: KonsultasiSyariah.com
: BBC News Indonesia
: Bincang Syariah
