Nabi dan rasul adalah dua istilah yang sering digunakan dalam ajaran Islam untuk menyebut utusan-utusan Allah SWT yang bertugas menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia. Namun, apakah nabi dan rasul itu sama atau berbeda? Apa saja perbedaan antara keduanya? Dan mengapa perbedaan ini penting untuk diketahui?
Pengertian Nabi dan Rasul
Secara bahasa, nabi berasal dari kata naba yang berarti berita atau kabar. Nabi adalah orang yang mendapatkan berita atau kabar dari Allah SWT melalui wahyu. Sedangkan rasul berasal dari kata risala yang berarti surat atau pesan. Rasul adalah orang yang mendapatkan surat atau pesan dari Allah SWT melalui wahyu dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada orang lain.
Secara istilah, nabi adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk meneguhkan syariat nabi sebelumnya. Nabi tidak membawa syariat baru, melainkan hanya memperbaharui atau memperkuat syariat yang sudah ada. Contoh nabi adalah Nabi Harun AS, Nabi Yahya AS, dan Nabi Zakaria AS.
Rasul adalah orang yang diutus oleh Allah SWT untuk membawa syariat baru yang berbeda dengan syariat nabi sebelumnya. Rasul harus menyampaikan syariat baru tersebut kepada umatnya dan mengajak mereka untuk mengikutinya. Contoh rasul adalah Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Perbedaan Nabi dan Rasul
Para ulama menyebutkan beberapa perbedaan antara nabi dan rasul, di antaranya adalah:
- Seorang rasul sudah pasti seorang nabi, tapi seorang nabi belum tentu seorang rasul. Artinya, setiap rasul memiliki kedudukan sebagai nabi, namun tidak setiap nabi memiliki kedudukan sebagai rasul.
- Jumlah rasul lebih sedikit daripada jumlah nabi. Menurut hadis riwayat Imam Bukhari dan Imam Muslim, jumlah rasul adalah 313 orang, sedangkan jumlah nabi adalah 124.000 orang.
- Tugas rasul lebih berat daripada tugas nabi. Rasul harus menyampaikan syariat baru yang berbeda dengan syariat nabi sebelumnya, sehingga sering mendapat tantangan dan penolakan dari kaumnya. Nabi hanya menyampaikan syariat yang sama dengan syariat nabi sebelumnya, sehingga tidak perlu menghadapi perubahan yang besar.
- Rasul diberi kitab atau suhuf (lembaran) sebagai pedoman syariatnya, sedangkan nabi tidak diberi kitab atau suhuf. Kitab atau suhuf yang diberikan kepada rasul adalah sebagai bukti kebenaran risalahnya dan sebagai sumber hukum bagi umatnya. Nabi tidak membutuhkan kitab atau suhuf, karena syariatnya sudah ada dalam kitab atau suhuf rasul sebelumnya.
- Rasul menerima wahyu secara langsung dari Allah SWT atau melalui malaikat Jibril AS, sedangkan nabi menerima wahyu melalui mimpi, ilham, atau bisikan. Wahyu yang diterima rasul bersifat jelas, tegas, dan pasti, sedangkan wahyu yang diterima nabi bersifat samar, lemah, dan tidak pasti.
- Rasul wajib menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umatnya, sedangkan nabi tidak wajib menyampaikan wahyu yang diterimanya. Rasul harus menjelaskan, mengajarkan, dan mengamalkan wahyu yang diterimanya, serta mengajak umatnya untuk mengikutinya. Nabi hanya menyampaikan wahyu yang diterimanya jika diperintahkan oleh Allah SWT atau rasul yang hidup bersamanya.
- Rasul memiliki status yang lebih tinggi daripada nabi. Rasul memiliki keutamaan dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh nabi. Rasul memiliki sifat-sifat yang sempurna, seperti kejujuran, keadilan, kecerdasan, keberanian, dan lain-lain. Rasul juga memiliki mukjizat atau keajaiban yang menunjukkan kebenaran risalahnya.
Pentingnya Mengetahui Perbedaan Nabi dan Rasul
Mengetahui perbedaan antara nabi dan rasul adalah penting bagi seorang muslim, karena hal ini berkaitan dengan akidah atau keyakinan yang benar. Seorang muslim harus percaya dan menghormati semua nabi dan rasul yang diutus oleh Allah SWT, tanpa membeda-bedakan atau menentang salah satu dari mereka.
Mengetahui perbedaan antara nabi dan rasul juga dapat membantu seorang muslim untuk memahami sejarah dan perkembangan Islam, serta mengambil pelajaran dan hikmah dari kisah-kisah nabi dan rasul. Seorang muslim dapat meneladani akhlak dan perilaku nabi dan rasul, serta mengikuti syariat dan ajaran yang dibawa oleh rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad SAW.