Ads - After Header

Operasi Usus Buntu pada Balita: Apa yang Perlu Diketahui?

Arsita Hemi Kusumastiwi

Usus buntu adalah kantong kecil yang terhubung dengan usus besar di bagian kanan bawah perut. Usus buntu dapat mengalami peradangan atau infeksi yang disebut apendisitis. Apendisitis dapat menimbulkan gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, demam, dan perut kembung. Jika tidak segera ditangani, usus buntu yang meradang dapat pecah dan menyebarkan infeksi ke seluruh rongga perut. Kondisi ini sangat berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Operasi usus buntu atau apendektomi adalah prosedur yang dilakukan untuk mengangkat usus buntu yang terinfeksi. Operasi ini termasuk operasi darurat yang sering dilakukan pada anak-anak, termasuk balita. Operasi usus buntu pada balita dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:

  • Apendektomi terbuka: Dokter akan membuat sayatan sepanjang 5-10 cm di bagian kanan bawah perut dan mengeluarkan usus buntu melalui sayatan tersebut. Metode ini biasanya digunakan jika usus buntu sudah pecah atau terdapat komplikasi lain.
  • Laparoskopi: Dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di perut dan memasukkan tabung tipis yang dilengkapi dengan kamera (laparoskop) dan alat-alat bedah lainnya. Dokter akan melihat gambar usus buntu di layar monitor dan mengangkatnya dengan alat bedah. Metode ini memiliki keuntungan seperti pemulihan yang lebih cepat, rasa sakit yang lebih sedikit, dan bekas luka yang lebih kecil.

Operasi usus buntu pada balita biasanya memerlukan waktu sekitar 30-60 menit. Setelah operasi, balita akan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari untuk memantau kondisinya. Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengatasi rasa sakit dan mencegah infeksi. Balita juga akan diberikan cairan dan nutrisi melalui infus atau selang hidung.

Pemulihan pasca operasi usus buntu pada balita memerlukan perhatian dan perawatan khusus dari orang tua. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan:

  • Ikuti petunjuk dokter mengenai obat-obatan, aktivitas, dan pola makan balita. Berikan obat sesuai dosis dan jadwal yang ditentukan. Batasi aktivitas fisik yang berat dan hindari mandi atau berenang sampai luka sembuh. Berikan makanan yang lembut dan mudah dicerna, seperti bubur, sup, atau buah-buahan.
  • Periksa luka operasi secara rutin dan bersihkan dengan hati-hati. Ganti perban jika basah atau kotor. Jaga agar luka tetap kering dan bersih. Hindari penggunaan sabun, alkohol, atau antiseptik yang dapat mengiritasi luka.
  • Awasi gejala-gejala yang dapat menunjukkan komplikasi, seperti demam tinggi, nyeri hebat, muntah, bengkak, merah, atau bernanah pada luka, atau kesulitan buang air kecil atau besar. Segera hubungi dokter jika gejala-gejala tersebut muncul.
  • Berikan dukungan dan kenyamanan kepada balita. Bantu balita untuk mengatasi rasa takut atau cemas dengan memberikan perhatian, kasih sayang, dan mainan kesukaannya. Ajak balita untuk berbicara tentang perasaannya dan berikan penjelasan yang sesuai dengan usianya.
BACA JUGA  Kenapa Remaja Rentan Depresi?

Operasi usus buntu pada balita adalah prosedur yang cukup umum dan aman. Namun, tetap ada risiko dan komplikasi yang dapat terjadi, seperti perdarahan, infeksi, perlengketan usus, atau cedera pada organ lain. Oleh karena itu, penting untuk mengenali gejala apendisitis pada balita dan segera membawanya ke dokter jika dicurigai. Dengan penanganan yang tepat dan perawatan yang baik, balita dapat pulih dengan baik dan kembali beraktivitas seperti biasa.

: 1
: 2
: 3
: 4
: 5
: 6
: 7

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer