Ads - After Header

Masa Remaja dan Perkembangbiakan: Apa Saja Perubahannya?

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Pada masa ini, individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Salah satu perubahan yang paling menonjol adalah perubahan dalam sistem reproduksi, yang memungkinkan individu untuk bereproduksi atau menghasilkan keturunan.

Perubahan Fisik dan Reproduksi

Perubahan fisik dan reproduksi pada masa remaja ditandai dengan terjadinya pubertas, yaitu proses yang mengarah kepada kematangan seksual atau fertilitas. Pubertas dimulai pada usia yang berbeda-beda, tergantung pada faktor genetik, lingkungan, dan gizi. Rata-rata, pubertas dimulai pada usia 10-12 tahun bagi perempuan dan 11-13 tahun bagi laki-laki.

Pubertas menyebabkan terbentuknya sel kelamin, yaitu sperma dan ovum, yang merupakan sel-sel yang bertanggung jawab untuk perkembangbiakan. Sperma diproduksi oleh testis, sedangkan ovum diproduksi oleh ovarium. Sperma dan ovum dapat bertemu dan menyatu dalam proses yang disebut fertilisasi, yang menghasilkan zigot, yaitu sel awal dari embrio.

Selain itu, pubertas juga menyebabkan munculnya ciri-ciri seks primer dan sekunder, yaitu ciri-ciri yang membedakan laki-laki dan perempuan secara fisik. Ciri-ciri seks primer adalah ciri-ciri yang berkaitan langsung dengan organ reproduksi, seperti penis, testis, vagina, dan ovarium. Ciri-ciri seks sekunder adalah ciri-ciri yang berkaitan tidak langsung dengan organ reproduksi, seperti suara, rambut, payudara, dan pinggul.

Perubahan Psikis dan Seksual

Perubahan fisik dan reproduksi pada masa remaja juga berdampak pada perubahan psikis dan seksual. Perubahan psikis adalah perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek kejiwaan, seperti emosi, motivasi, kepribadian, dan identitas. Perubahan seksual adalah perubahan yang terjadi dalam aspek-aspek seksualitas, seperti orientasi, preferensi, perilaku, dan kesehatan seksual.

BACA JUGA  Mengapa Balita yang Sedang Tumbuh Gigi Mungkin Menolak Minum Susu

Perubahan psikis dan seksual pada masa remaja dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti hormon, otak, lingkungan, budaya, dan media. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin, yang berfungsi untuk mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk pertumbuhan, metabolisme, dan reproduksi. Hormon juga mempengaruhi suasana hati, hasrat, dan perilaku seksual.

Otak adalah organ yang mengendalikan seluruh aktivitas tubuh, termasuk berpikir, belajar, mengingat, dan merasakan. Otak pada masa remaja mengalami perkembangan yang pesat, terutama pada bagian-bagian yang berkaitan dengan fungsi eksekutif, seperti perencanaan, pengambilan keputusan, pengendalian impuls, dan penilaian risiko. Otak pada masa remaja juga lebih sensitif terhadap rangsangan dan penghargaan, yang dapat memicu eksplorasi dan eksperimen.

Lingkungan adalah faktor eksternal yang mempengaruhi individu, seperti keluarga, teman sebaya, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan memberikan pengaruh positif maupun negatif terhadap perkembangan psikis dan seksual pada masa remaja. Pengaruh positif, seperti dukungan, bimbingan, dan edukasi, dapat membantu remaja untuk mengembangkan diri dan mengatasi masalah. Pengaruh negatif, seperti tekanan, konflik, dan pelecehan, dapat menyebabkan remaja mengalami stres, depresi, dan perilaku berisiko.

Budaya adalah kumpulan nilai, norma, kepercayaan, dan praktik yang dimiliki oleh suatu kelompok atau masyarakat. Budaya mempengaruhi pandangan, sikap, dan perilaku individu terhadap berbagai hal, termasuk seksualitas. Budaya dapat memberikan standar, harapan, dan batasan terhadap ekspresi dan pengalaman seksual individu. Budaya juga dapat memberikan sumber informasi, edukasi, dan komunikasi tentang seksualitas.

Media adalah alat komunikasi massa, seperti televisi, radio, internet, dan media sosial. Media mempengaruhi perkembangan psikis dan seksual pada masa remaja dengan cara memberikan informasi, hiburan, dan interaksi. Media dapat memberikan manfaat, seperti pengetahuan, kesadaran, dan keterbukaan, terkait dengan seksualitas. Media juga dapat memberikan dampak negatif, seperti desensitisasi, distorsi, dan ketergantungan, terkait dengan seksualitas.

BACA JUGA  Kenapa Seorang Ibu Memberikan Hal Positif bagi Anaknya Remaja

Kesimpulan

Masa remaja dan perkembangbiakan memiliki hubungan yang erat, karena pada masa ini individu mengalami perubahan fisik dan reproduksi yang memungkinkan individu untuk bereproduksi. Perubahan fisik dan reproduksi juga berdampak pada perubahan psikis dan seksual, yang mempengaruhi aspek-aspek kejiwaan dan seksualitas individu. Perubahan psikis dan seksual dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti hormon, otak, lingkungan, budaya, dan media. Masa remaja adalah masa yang penting dan menantang, yang membutuhkan dukungan, bimbingan, dan edukasi dari orang-orang yang peduli.

: Hubungan Masa Remaja dan Perkembangbiakan Pada Laki-Laki dan Perempuan …
: Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb
: CHMK MIDWIFERY SCIENTIFIC JOURNAL VOLUME 4 NOMOR 3 SEPTEMBER 2021 – Neliti
: Perkembangan Seksual Pada Remaja – PSYCHOLOGYMANIA
: Perkembangan Seksual Pada Remaja – PSYCHOLOGYMANIA
: Perkembangan Seksual Pada Remaja – PSYCHOLOGYMANIA
: Perkembangan Seksual Pada Remaja – PSYCHOLOGYMANIA
: Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb
: Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb
: Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb
: Perkembangan Masa Remaja: Fisik, Kognitif, Psikososial, dsb

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer