Ads - After Header

Mengapa Balita Sering Mengalami Demam Setelah Pemberian Vaksin?

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Vaksin adalah salah satu cara untuk melindungi balita dari berbagai penyakit infeksi yang berbahaya. Vaksin bekerja dengan merangsang sistem kekebalan tubuh balita untuk mengenali dan melawan virus atau bakteri penyebab penyakit. Namun, terkadang vaksin juga dapat menimbulkan efek samping, seperti demam, yang membuat orangtua khawatir. Apa sebenarnya penyebab demam setelah pemberian vaksin? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Penyebab Demam Setelah Pemberian Vaksin

Demam setelah pemberian vaksin adalah hal yang normal dan umum terjadi pada balita. Demam menunjukkan bahwa tubuh balita sedang bekerja untuk merespons vaksin yang masuk. Vaksin mengandung komponen virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dimatikan, yang dapat mengaktifkan respons imun. Respons imun ini bertujuan untuk membentuk antibodi, yaitu zat yang dapat mengenali dan menghancurkan virus atau bakteri jika masuk kembali ke tubuh.

Demam setelah pemberian vaksin biasanya tidak berlangsung lama, hanya beberapa jam atau beberapa hari. Demam juga tidak selalu terjadi setelah setiap pemberian vaksin, karena setiap balita memiliki respon yang berbeda-beda terhadap vaksin. Beberapa jenis vaksin yang lebih sering menyebabkan demam adalah vaksin DPT (Difteri, Pertusis, Tetanus) dan vaksin campak.

Cara Mengatasi Demam Setelah Pemberian Vaksin

Demam setelah pemberian vaksin biasanya tidak berbahaya dan dapat mereda dengan sendirinya. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu meredakan demam dan membuat balita merasa lebih nyaman, yaitu:

  • Menjaga asupan cairan. Pastikan balita minum cukup air putih atau ASI (jika masih menyusui) untuk mencegah dehidrasi dan membantu mengeluarkan panas dari tubuh.
  • Memakaikan pakaian yang nyaman. Hindari memakaikan pakaian yang tebal atau berlapis, karena dapat menahan panas tubuh. Pilihlah pakaian yang ringan, tipis, dan longgar. Jika balita menggigil, gunakan selimut yang tipis sampai ia merasa hangat.
  • Mandi air hangat. Mandi atau mengompres balita dengan air hangat dapat membantu menurunkan suhu tubuh. Hindari menggunakan air dingin, karena dapat membuat balita menggigil dan menaikkan suhu tubuh.
  • Jaga suhu ruangan tetap sejuk. Pastikan ruangan tempat balita berada tidak terlalu panas atau dingin. Gunakan kipas angin atau AC jika perlu untuk menjaga suhu ruangan tetap sejuk.
  • Berikan obat penurun panas. Jika demam tidak turun dengan cara-cara di atas, atau balita tampak sangat tidak nyaman, berikan obat penurun panas yang sesuai dengan dosis dan anjuran dokter. Obat yang biasa digunakan adalah parasetamol atau ibuprofen.
BACA JUGA  Peran Sekolah dalam Mencegah Kenakalan Remaja

Kapan Harus ke Dokter?

Demam setelah pemberian vaksin umumnya tidak memerlukan perawatan khusus dan akan sembuh dengan sendirinya. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu diwaspadai dan segera dibawa ke dokter, yaitu:

  • Demam lebih dari 3 hari atau lebih dari 40°C.
  • Demam disertai gejala lain, seperti ruam, sesak napas, kejang, atau lemas.
  • Balita tampak sangat lesu, rewel, atau tidak mau minum.

Demam setelah pemberian vaksin adalah hal yang wajar dan menunjukkan bahwa vaksin bekerja dengan baik. Orangtua tidak perlu khawatir atau takut memberikan vaksin kepada balita, karena manfaatnya jauh lebih besar daripada risikonya. Vaksin dapat melindungi balita dari penyakit infeksi yang dapat mengancam nyawanya. Jika ada pertanyaan atau kekhawatiran tentang vaksin, konsultasikanlah dengan dokter atau petugas kesehatan.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer