Ads - After Header

Sejarah dan Perbedaan Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Negara

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Maulid Nabi adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, utusan terakhir Allah SWT kepada umat manusia. Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Namun, perayaan Maulid Nabi tidak selalu sama di setiap negara. Ada perbedaan dalam hal waktu, cara, dan makna yang terkandung dalam perayaan ini. Artikel ini akan membahas sejarah dan perbedaan perayaan Maulid Nabi di berbagai negara.

Sejarah Perayaan Maulid Nabi

Menurut sejarah, perayaan Maulid Nabi dirayakan oleh bangsa Arab sejak abad ke-2 H atau abad ke-8 M. Sejak itu, perayaan Maulid Nabi mulai berkembang di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Berdasarkan catatan sejarah, perayaan Maulid Nabi berasal dari kelompok masyarakat Arab tradisional. Seiring berkembangnya Islam di dunia, peringatan Maulid Nabi ini dikenal oleh umat muslim di berbagai negara.

Sejarah peringatan Maulid Nabi diperkirakan sudah berlangsung sejak abad ke-10. Peringatannya dimulai sejak era Dinasti Fatimiyah, sebuah kerajaan yang dahulu berlokasi di antara Afrika Utara (Mesir) dan Timur Tengah.

Menurut Ulin Niam Masruri dalam Riwayah: Jurnal Studi Hadis (2018), orang pertama yang merayakan Maulid Nabi adalah seorang raja dari Dinasti Fatimiyah bernama Raja al-Muiz Li Dinillah. Al-Muliz Li Dinillah merupakan keturunan langsung Nabi Muhammad dari garis keturunan Fatimah. Masa pemerintahan Al-Muliz Li Dinillah berlangsung antara abad 341-365 Hijriah atau 952-975 Masehi.

Peringatan Maulid Nabi secara meriah pertama kali dilakukan oleh Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kaukabri ibn Zainuddin Ali bin Baktakin. Ia diketahui menggelontorkan dana mencapai 300.000 dinar untuk bersedekah di peringatan Maulid Nabi.

BACA JUGA  Kenapa Bulan Ramadan Istimewa?

Para sejarawan menilai bahwa peringatan Maulid Nabi di era Dinasti Fatimiyah awalnya untuk keperluan legitimasi politik. Namun, peringatan tersebut sempat dilarang beberapa saat sebelum Dinasti Fatimiyah berakhir. Pelarangan tersebut ditetapkan oleh salah satu pemuka agama di Musta’il Billah yang mengkhawatirkan adanya bid’ah dalam perayaan hari ulang tahun Nabi dan anggota keluarganya.

Namun, setelah Dinasti Fatimiyah berakhir dan digantikan oleh Dinasti Ayyubiyah, peringatan Maulid Nabi kembali dilaksanakan. Cara peringatan Maulid Nabi pada Dinasti Ayyubiyah sangat berbeda dengan peringatan dinasti sebelumnya. Dinasti Ayyubiyah memperingati Maulid Nabi dengan lebih megah dan dalam jangka waktu lama. Menurut Ahmet Ozel dalam Mawlid: Its History and Religious Decision (2002) persiapan kerjaan untuk memperingati Maulid Nabi bahkan berlangsung berhari-hari.

Di Indonesia, sejarah Maulid Nabi berkembang pada masa Wali Songo atau sekitar tahun 1404 masehi. Perayaan tersebut dilakukan demi menarik hati masyarakat memeluk agama Islam. Pelaksanaan Maulid Nabi di tahun ini jatuh pada 12 Rabiul Awal yaitu tanggal 19 Oktober 2021.

Perbedaan Perayaan Maulid Nabi di Berbagai Negara

Perayaan Maulid Nabi di berbagai negara memiliki perbedaan dalam hal waktu, cara, dan makna yang terkandung dalam perayaan ini. Berikut adalah tabel perbandingan perayaan Maulid Nabi di beberapa negara:

Negara Waktu Cara Makna
Indonesia 12 Rabiul Awal Membaca manakib, bershalawat, ceramah, jamuan makan, grebeg maulud Mengenang, menghormati, dan meneladani Nabi Muhammad SAW
Malaysia 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, bakti sosial, pawai Mengucap syukur dan mempererat tali silaturahmi
Maroko 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, festival budaya, pesta kue Mengagungkan dan memuliakan Nabi Muhammad SAW
Turki 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, konser musik, pameran seni Menyebarkan dan mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW
Palestina 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, ziarah ke makam Nabi, pawai Meneguhkan iman dan semangat perjuangan
Inggris 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, bakti sosial, pawai Menyampaikan dan mendakwahkan Islam
Tunisia 12 Rabiul Awal Membaca al-Quran, bershalawat, ceramah, jamuan makan, bagi-bagi permen Menunjukkan rasa cinta dan kasih sayang
BACA JUGA  Cara Nabi Menghilangkan Rasa Was-Was

Kesimpulan

Perayaan Maulid Nabi adalah tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah kematian Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam. Namun, perayaan Maulid Nabi tidak selalu sama di setiap negara. Ada perbedaan dalam hal waktu, cara, dan makna yang terkandung dalam perayaan ini. Perbedaan ini menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya Islam di dunia. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang sejarah dan perbedaan perayaan Maulid Nabi di berbagai negara.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer