Ads - After Header

Stres pada Remaja: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Dwi Cahyo Ferdiansyah

Stres adalah reaksi tubuh dan pikiran terhadap tekanan atau tantangan yang dihadapi seseorang. Stres bisa bersifat positif, misalnya ketika seseorang merasa termotivasi untuk menyelesaikan tugas atau mencapai tujuan. Namun, stres juga bisa bersifat negatif, misalnya ketika seseorang merasa cemas, takut, marah, atau sedih akibat situasi yang sulit atau tidak menyenangkan.

Remaja adalah salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres. Hal ini karena remaja menghadapi berbagai perubahan fisik, emosional, sosial, dan akademik yang signifikan. Remaja juga harus beradaptasi dengan lingkungan baru, seperti sekolah, teman, atau keluarga. Selain itu, remaja juga harus mengambil keputusan penting yang berpengaruh pada masa depan mereka, seperti memilih jurusan, karier, atau pasangan.

Berapa Persen Remaja yang Mengalami Stres?

Menurut berbagai sumber, persentase remaja yang mengalami stres bervariasi, tergantung pada definisi, metode, dan sampel yang digunakan. Berikut adalah beberapa data yang dapat memberikan gambaran tentang tingkat stres pada remaja:

Sumber Negara Persentase Remaja yang Mengalami Stres
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Indonesia 6,2% mengalami depresi
Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 Indonesia 3,7% mengalami gangguan kecemasan
Fasilitas Universitas Indonesia 2021 Indonesia 96% mengalami gejala kecemasan, 88% mengalami gejala depresi
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA REMAJA SELAMA PANDEMI COVID-19 Indonesia 31,8% mengalami stres ringan, 34,4% mengalami stres sedang, 5,2% mengalami stres berat
American Psychological Association (APA) 2014 Amerika Serikat 31% merasa stres meningkat dalam setahun terakhir, 34% merasa stres melebihi kemampuan mereka

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa stres pada remaja adalah masalah yang serius dan perlu mendapat perhatian. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental remaja, seperti menurunkan kualitas tidur, menimbulkan gangguan makan, mengganggu konsentrasi, menurunkan prestasi, meningkatkan risiko penyalahgunaan zat, dan bahkan menyebabkan bunuh diri.

BACA JUGA  Apa Itu Kehilangan Jati Diri Remaja?

Bagaimana Cara Mengatasi Stres pada Remaja?

Untuk mengatasi stres, remaja perlu mengenali penyebab, gejala, dan dampak stres pada diri mereka. Remaja juga perlu mencari sumber dukungan, baik dari diri sendiri, keluarga, teman, guru, maupun profesional kesehatan mental. Beberapa strategi yang dapat membantu remaja mengelola stres adalah:

  • Membuat jadwal yang seimbang antara aktivitas belajar, bermain, dan beristirahat
  • Melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan dan menyehatkan, seperti olahraga, berjalan, atau bersepeda
  • Mengembangkan hobi atau minat yang positif, seperti membaca, menulis, menggambar, atau bermain musik
  • Mempelajari teknik relaksasi, seperti meditasi, yoga, napas dalam, atau pijat
  • Mengekspresikan perasaan dengan jujur dan sopan, baik secara verbal maupun nonverbal
  • Mencari informasi yang akurat dan bermanfaat, seperti dari buku, internet, atau media sosial
  • Menghindari hal-hal yang dapat memperburuk stres, seperti konflik, kekerasan, bullying, atau cyberbullying
  • Mencari bantuan profesional jika stres sudah mengganggu fungsi sehari-hari atau menimbulkan pikiran atau perilaku yang berbahaya

Kesimpulan

Stres pada remaja adalah fenomena yang umum dan dapat bersifat positif atau negatif. Stres yang tidak ditangani dengan baik dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental remaja. Oleh karena itu, remaja perlu mengenali dan mengatasi stres dengan cara yang sehat dan efektif. Remaja juga perlu mendapatkan dukungan dari lingkungan sekitar, terutama dari keluarga, teman, guru, dan profesional kesehatan mental. Dengan demikian, remaja dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang sehat, bahagia, dan produktif.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer