Ads - After Header

Sikap Nabi Ibrahim yang Teguh dan Sabar dalam Menghadapi Perintah Ayahnya

Arsita Hemi Kusumastiwi

Nabi Ibrahim adalah salah satu nabi yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT. Ia diberi gelar Khalilullah, yang artinya kekasih Allah. Nabi Ibrahim juga merupakan bapak dari para nabi, karena dari keturunannya lahirlah nabi-nabi besar seperti Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Salah satu kisah yang menunjukkan keimanan dan keteladanan Nabi Ibrahim adalah ketika ia disuruh oleh ayahnya untuk menjual patung-patung buatan ayahnya. Kisah ini terjadi ketika Nabi Ibrahim masih muda dan tinggal di Babilonia, sebuah kota yang penuh dengan kemusyrikan dan kesesatan. Penduduk Babilonia banyak yang menyembah berhala dan patung-patung yang mereka anggap sebagai tuhan. Ayah Nabi Ibrahim sendiri adalah seorang pembuat patung yang terkenal. Ia membuat patung-patung dari kayu, batu, atau logam, kemudian menjualnya kepada orang-orang yang mau menyembahnya.

Suatu hari, ayah Nabi Ibrahim memerintahkan putranya untuk menjual patung-patung buatannya. Namun, Nabi Ibrahim menolak perintah tersebut dengan halus. Ia berkata kepada ayahnya, "Wahai ayahku, mengapa engkau menyembah sesuatu yang tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak dapat memberimu manfaat sedikit pun?" (QS. Maryam: 42). Nabi Ibrahim juga berkata, "Wahai ayahku, sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan ilmu yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan kepadamu jalan yang lurus." (QS. Maryam: 43).

Ayah Nabi Ibrahim merasa marah dan tidak terima dengan sikap putranya yang menolak perintahnya. Ayah Nabi Ibrahim bahkan mengancam akan mengusir putranya jika tidak mau menjual patung-patung tersebut. Ia berkata, "Apakah engkau benci kepada tuhanku, hai Ibrahim? Jika engkau tidak berhenti, aku benar-benar akan melemparkan engkau. Maka tinggalkanlah aku untuk beberapa waktu." (QS. Maryam: 46).

BACA JUGA  Apa Kata Para Nabi Tentang Yesus Kristen

Meskipun mendapat ancaman dari ayahnya, Nabi Ibrahim tetap bersikap sabar dan tidak mau melakukan perbuatan yang dianggapnya salah. Ia tahu bahwa patung-patung tersebut tidak memiliki nilai apapun dan tidak dapat memberikan manfaat bagi manusia. Ia juga tahu bahwa hanya Allah yang dapat memberikan manfaat dan menjauhkan bahaya dari manusia. Ia berkata kepada ayahnya, "Kedamaian semoga menyertaimu. Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku." (QS. Maryam: 47).

Setelah mendapat perintah dari Allah SWT, Nabi Ibrahim akhirnya memutuskan untuk menghancurkan patung-patung tersebut. Ia mengambil palu dan menghancurkan patung-patung tersebut satu per satu. Ia hanya menyisakan patung yang terbesar, kemudian ia menggantung palu di lehernya. Ketika penduduk Babilonia mengetahui hal ini, mereka marah dan menuduh Nabi Ibrahim sebagai pelakunya. Mereka membawa Nabi Ibrahim ke hadapan raja Namrud, yang juga menyembah patung-patung. Raja Namrud menanyakan alasan Nabi Ibrahim menghancurkan patung-patung tersebut. Nabi Ibrahim menjawab, "Mengapa kamu tidak menanyakan kepada patung yang besar itu? Sesungguhnya ia adalah yang menghancurkan mereka, jika mereka dapat berbicara." (QS. Al-Anbiya: 63).

Nabi Ibrahim ingin menunjukkan kepada mereka bahwa patung-patung tersebut tidak dapat berbicara, tidak dapat mendengar, tidak dapat melihat, dan tidak dapat berbuat apa-apa. Namun, penduduk Babilonia tidak mau mendengarkan nasehat Nabi Ibrahim. Mereka malah memutuskan untuk membakar Nabi Ibrahim di dalam api yang besar. Allah SWT melindungi Nabi Ibrahim dari api tersebut. Allah SWT berfirman, "Hai api, dinginlah dan jadilah keselamatan bagi Ibrahim." (QS. Al-Anbiya: 69).

Dari kisah ini, kita dapat belajar beberapa pelajaran penting, antara lain:

Sikap Nabi Ibrahim Pelajaran yang Dapat Kita Ambil
Menolak perintah ayahnya untuk menjual patung-patung Kita harus berani menolak perintah yang bertentangan dengan ajaran Allah SWT, meskipun dari orang yang kita hormati atau cintai
Bersabar menghadapi ancaman dan cemoohan ayahnya Kita harus bersabar menghadapi ujian dan cobaan yang datang dari orang-orang yang tidak beriman atau tidak mengerti kebenaran
Menghancurkan patung-patung buatan ayahnya Kita harus berani menghancurkan segala bentuk kemusyrikan dan kesesatan yang ada di sekitar kita, dengan cara yang bijak dan sesuai dengan syariat
Menjawab pertanyaan raja Namrud dengan cerdas Kita harus berani menyampaikan kebenaran dengan hujjah yang kuat dan logis, meskipun kepada orang yang berkuasa atau berpengaruh
BACA JUGA  Doa Nabi Zakaria pada Tanggal 3 Zulhijjah

Kesimpulan

Nabi Ibrahim adalah sosok yang teguh pada pendiriannya dan memiliki keimanan yang kuat. Ia memilih untuk menghancurkan patung-patung buatan ayahnya karena ia tahu bahwa patung-patung tersebut tidak memiliki nilai apapun. Kisah Nabi Ibrahim mengajarkan kita untuk tidak menyembah apapun selain Allah SWT dan menjaga keimanan dalam setiap langkah kehidupan kita.

Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita tentang kisah Nabi Ibrahim. Jika Anda menyukai artikel ini, silakan bagikan kepada teman-teman Anda. Jika Anda memiliki pertanyaan atau saran, silakan tulis di kolom komentar di bawah ini. Terima kasih.

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer