Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang membawa risalah Islam. Beliau adalah sosok yang agung, mulia, dan berakhlak tinggi. Banyak wanita yang ingin menjadi istri beliau dan mendapatkan kehormatan sebagai ummul mukminin (ibu para mukmin). Namun, tahukah Anda bahwa ada dua wanita yang pernah menolak cintanya Nabi Muhammad? Siapa saja mereka dan apa alasan mereka?
Ummu Hani, Cinta Pertama Nabi Muhammad
Ummu Hani adalah nama panggilan dari Fakhitah binti Abi Thalib, sepupu sekaligus teman masa kecil Nabi Muhammad. Sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad pernah jatuh cinta kepada Ummu Hani dan melamarnya. Namun, lamaran beliau ditolak oleh ayah Ummu Hani, yaitu Abu Thalib. Alasannya, Ummu Hani sudah dilamar oleh Hubairah bin Amr al-Makhzumi, seorang pemuda kaya, terkenal, dan baik hati dari Bani Makhzum. Abu Thalib ingin menjaga hubungan baik dengan Bani Makhzum, yang sering menikahkan gadis-gadisnya dengan Bani Hasyim .
Nabi Muhammad menerima penolakan itu dengan lapang dada dan mengikhlaskan perasaannya. Beliau kemudian menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, wanita yang cantik, terhormat, dan kaya. Khadijah menjadi istri setia dan pendamping dakwah Nabi Muhammad selama 25 tahun, dan satu-satunya istri beliau yang tidak dipoligami.
Beberapa tahun kemudian, setelah Nabi Muhammad menjadi nabi dan rasul, beliau kembali bertemu dengan Ummu Hani saat pembebasan Kota Makkah. Ummu Hani sudah menjadi janda, karena suaminya tidak mau masuk Islam dan melarikan diri dari Makkah. Nabi Muhammad masih menyimpan rasa cinta pada Ummu Hani dan melamarnya kembali. Namun, kali ini Ummu Hani sendiri yang menolak lamaran beliau. Alasannya, ia merasa sudah tua dan khawatir tidak bisa melayani Nabi Muhammad dengan baik. Ia juga khawatir mengganggu dakwah Nabi Muhammad. Ia memilih fokus pada anak-anaknya saja .
Raihanah, Wanita Yahudi yang Menolak Islam
Raihanah binti Syam’un adalah seorang wanita Yahudi dari Bani Quraizah, salah satu suku yang bersekutu dengan musuh-musuh Islam. Pada tahun 627 M, Bani Quraizah melakukan pengkhianatan terhadap Nabi Muhammad dan kaum Muslimin dengan bersekongkol dengan pasukan Quraisy dalam Perang Ahzab. Akibatnya, Bani Quraizah dikalahkan dan dihukum sesuai dengan hukum Yahudi yang dibacakan oleh Sa’ad bin Mu’adz, yaitu semua laki-laki dewasa dibunuh, sedangkan wanita dan anak-anak menjadi tawanan .
Raihanah termasuk salah satu tawanan wanita yang ditangkap oleh kaum Muslimin. Nabi Muhammad tertarik dengan kecantikan dan keanggunan Raihanah, dan memilihnya untuk menjadi istri beliau. Nabi Muhammad menawarkan Raihanah untuk masuk Islam dan menikah dengan beliau. Namun, Raihanah menolak tawaran itu. Ia tetap berpegang pada agama Yahudinya dan tidak mau meninggalkannya. Ia juga tidak mau menikah dengan Nabi Muhammad, karena ia merasa tidak pantas menjadi istri seorang nabi .
Nabi Muhammad menghormati pilihan Raihanah dan tidak memaksanya untuk masuk Islam atau menikah dengan beliau. Beliau juga memerintahkan para sahabat untuk memperlakukan Raihanah dengan baik dan tidak menyakiti atau mengganggunya. Raihanah akhirnya dibebaskan oleh Nabi Muhammad tanpa tebusan, dan kembali ke keluarganya .
Tabel Perbandingan
Nama | Hubungan dengan Nabi Muhammad | Alasan Menolak Cinta Nabi Muhammad |
---|---|---|
Ummu Hani | Sepupu dan teman masa kecil | Sudah dilamar orang lain; merasa sudah tua dan khawatir mengganggu dakwah |
Raihanah | Tawanan perang dari Bani Quraizah | Tidak mau masuk Islam; merasa tidak pantas menjadi istri nabi |
Kesimpulan
Dari kisah di atas, kita bisa belajar beberapa hal. Pertama, Nabi Muhammad adalah manusia biasa yang juga memiliki rasa cinta dan ketertarikan terhadap lawan jenis. Namun, beliau juga memiliki sikap yang mulia, sabar, dan ikhlas dalam menghadapi penolakan cinta. Kedua, Nabi Muhammad menghormati kebebasan dan kehendak wanita yang ditolaknya. Beliau tidak memaksa, menzalimi, atau membalas dendam kepada mereka. Ketiga, Nabi Muhammad menunjukkan akhlak yang tinggi dalam berinteraksi dengan wanita, baik yang beragama Islam maupun yang tidak. Beliau selalu memperlakukan mereka dengan baik, adil, dan santun.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita tentang kisah cinta Nabi Muhammad. Jika Anda menyukai artikel ini, silakan bagikan ke teman-teman Anda dan tinggalkan komentar di bawah. Terima kasih.