Fasciola hepatica adalah parasit yang menyebabkan infeksi pada hati manusia dan hewan. Infeksi ini biasanya terjadi saat seseorang mengonsumsi sayuran air mentah atau tanaman air lainnya yang terkontaminasi oleh parasit. Infeksi ini dapat menimbulkan gejala seperti nyeri abdomen, demam, mual, muntah, kulit gatal, penyakit kuning, diare, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun.
Infeksi fasciola hepatica dapat menyebabkan kerusakan pada hati dan saluran empedu, serta meningkatkan risiko komplikasi seperti sirosis, kanker hati, peritonitis, dan sepsis. Oleh karena itu, pengobatan yang tepat dan segera sangat diperlukan untuk mengatasi infeksi ini.
Pengobatan fasciola hepatica umumnya menggunakan obat antiparasit yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan dan reproduksi parasit. Obat yang paling sering digunakan adalah triclabendazole, yang diberikan secara per oral dalam satu atau dua dosis. Obat ini bekerja dengan mengganggu sistem saraf dan metabolisme parasit.
Selain triclabendazole, obat antiparasit lain yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi fasciola hepatica adalah nitazoxanide, albendazole, dan praziquantel. Namun, obat-obat ini memiliki efektivitas yang lebih rendah dan efek samping yang lebih tinggi daripada triclabendazole.
Berikut adalah tabel perbandingan antara obat-obat antiparasit yang dapat digunakan untuk mengobati infeksi fasciola hepatica:
Obat | Dosis | Efektivitas | Efek Samping |
---|---|---|---|
Triclabendazole | 10 mg/kg berat badan, sekali atau dua kali | 80-100% | Mual, muntah, sakit kepala, nyeri otot, ruam kulit |
Nitazoxanide | 500 mg, dua kali sehari selama 7 hari | 65-85% | Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit kepala |
Albendazole | 400 mg, dua kali sehari selama 10-14 hari | 50-75% | Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit kepala, alopesia, leukopenia |
Praziquantel | 25 mg/kg berat badan, tiga kali sehari selama 2 hari | 50-70% | Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit kepala, pusing, kram otot |