Ads - After Header

Kenapa Remaja Tidak Mau ke Masjid? Ini Penyebab dan Solusinya

Arsita Hemi Kusumastiwi

Masjid adalah tempat ibadah umat Islam yang seharusnya menjadi pusat kegiatan keagamaan, sosial, dan pendidikan bagi masyarakat. Namun, kenyataannya banyak remaja yang tidak tertarik untuk datang ke masjid, baik untuk shalat berjamaah maupun untuk mengikuti kegiatan lainnya. Padahal, remaja adalah generasi penerus yang harus menjadi kader-kader dakwah dan pembangunan umat.

Lalu, apa penyebab remaja tidak mau ke masjid? Apa dampaknya bagi perkembangan remaja dan umat Islam? Dan bagaimana solusi untuk mengatasi masalah ini? Artikel ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan mengacu pada beberapa sumber yang relevan.

Penyebab Remaja Tidak Mau ke Masjid

Ada beberapa faktor yang menyebabkan remaja tidak mau ke masjid, baik dari faktor internal maupun eksternal. Berikut adalah beberapa di antaranya:

  • Pertumbuhan pikiran dan mental remaja. Remaja adalah masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa, yang ditandai dengan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial yang pesat. Remaja mulai mencari jati diri, nilai-nilai, dan pandangan hidup mereka sendiri, yang mungkin berbeda dengan apa yang mereka terima dari orang tua atau lingkungan. Keyakinan agama yang diterima pada masa kanak-kanak mungkin sudah tidak menarik lagi bagi mereka, karena mereka merasa kurang rasional, relevan, atau sesuai dengan kebutuhan mereka. Remaja juga cenderung kritis, skeptis, dan ingin mencoba hal-hal baru, termasuk yang bertentangan dengan ajaran agama.

  • Perkembangan perasaan. Remaja juga mengalami perubahan hormon yang mempengaruhi emosi dan perasaan mereka. Remaja sering merasa gelisah, bimbang, cemas, marah, sedih, atau bahagia tanpa alasan yang jelas. Remaja juga mulai tertarik dengan lawan jenis, yang bisa menimbulkan gejolak asmara, cinta, atau nafsu. Perasaan-perasaan ini bisa mengganggu konsentrasi, motivasi, dan kedisiplinan remaja dalam beribadah. Remaja juga bisa tergoda untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti bermain game, nonton film, atau bersosialisasi dengan teman-teman, daripada pergi ke masjid.

  • Pertimbangan sosial. Remaja sangat peduli dengan pendapat dan pengaruh orang lain, terutama teman sebaya. Remaja ingin diterima, dihargai, dan diakui oleh lingkungan sosial mereka. Jika lingkungan sosial remaja tidak mendukung atau bahkan menentang kegiatan keagamaan, seperti pergi ke masjid, maka remaja akan merasa malu, takut, atau tidak nyaman untuk melakukannya. Remaja juga bisa terpengaruh oleh gaya hidup, budaya, atau ideologi yang bertolak belakang dengan nilai-nilai Islam, seperti hedonisme, materialisme, liberalisme, atau sekularisme. Hal ini bisa membuat remaja merasa bahwa agama adalah sesuatu yang kuno, kaku, atau tidak penting .

  • Perkembangan moral. Remaja juga mengalami perkembangan moral, yaitu kesadaran tentang baik dan buruk, benar dan salah, serta hak dan kewajiban. Moral pada remaja berasal dari rasa berdosa dan usaha untuk mencari perlindungan. Namun, remaja juga bisa mengalami konflik moral, yaitu ketika ada pertentangan antara apa yang diajarkan agama dengan apa yang dilakukan atau diinginkan oleh diri sendiri atau orang lain. Remaja bisa merasa bersalah, bingung, atau ragu-ragu untuk beribadah, karena merasa tidak pantas, tidak ikhlas, atau tidak yakin dengan manfaatnya. Remaja juga bisa merasa bahwa agama adalah sesuatu yang membatasi, menghakimi, atau menghukum mereka.

  • Faktor lingkungan. Lingkungan juga berpengaruh terhadap minat remaja untuk pergi ke masjid. Lingkungan di sini bisa berupa keluarga, sekolah, masyarakat, media, atau masjid itu sendiri. Jika lingkungan tidak memberikan contoh, dorongan, fasilitas, atau kesempatan bagi remaja untuk beribadah di masjid, maka remaja akan merasa tidak ada alasan atau kebutuhan untuk melakukannya. Sebaliknya, jika lingkungan memberikan tekanan, ancaman, hambatan, atau gangguan bagi remaja untuk beribadah di masjid, maka remaja akan merasa tidak nyaman atau takut untuk melakukannya. Lingkungan juga bisa memberikan alternatif atau kompetisi bagi remaja untuk mengisi waktu dan kegiatan mereka, yang mungkin lebih menarik, mudah, atau menguntungkan daripada pergi ke masjid .

BACA JUGA  Mengapa Remaja Mudah Terpengaruh: Sebuah Tinjauan Psikologis dan Sosial

Dampak Remaja Tidak Mau ke Masjid

Remaja yang tidak mau ke masjid tentu akan berdampak negatif bagi perkembangan mereka sendiri dan umat Islam secara umum. Berikut adalah beberapa dampak yang bisa terjadi:

  • Kurangnya ilmu agama. Remaja yang tidak mau ke masjid akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan ilmu agama, baik dari shalat berjamaah, khotbah, pengajian, kajian, atau diskusi yang diselenggarakan di masjid. Ilmu agama adalah penting untuk membentuk akidah, syariah, dan akhlak yang benar sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Tanpa ilmu agama, remaja akan mudah tersesat, tersalah, atau terjerumus dalam kesesatan, kesalahan, atau kemaksiatan.

  • Melemahnya iman dan amal. Remaja yang tidak mau ke masjid juga akan kehilangan kesempatan untuk meningkatkan iman dan amal mereka, baik dari shalat berjamaah, dzikir, doa, sedekah, atau kegiatan sosial yang dilakukan di masjid. Iman dan amal adalah penting untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, memperoleh ridha, rahmat, dan maghfirah-Nya, serta menghindari murka, azab, dan siksa-Nya. Tanpa iman dan amal, remaja akan mudah goyah, lalai, atau lupa dengan kewajiban dan tujuan hidup mereka sebagai hamba Allah.

  • Menurunnya kualitas dan kuantitas shalat. Remaja yang tidak mau ke masjid juga akan kehilangan kesempatan untuk melaksanakan shalat berjamaah, yang merupakan shalat yang paling utama dan paling afdhal. Shalat berjamaah memiliki banyak keutamaan, seperti mendapatkan pahala 27 kali lipat, mendapatkan syafaat dari malaikat, mendapatkan keberkahan dari Allah SWT, dan lain-lain. Shalat berjamaah juga membantu remaja untuk meningkatkan khusyu, konsentrasi, dan ketertiban dalam shalat. Tanpa shalat berjamaah, remaja akan mudah bermalas-malasan, terlambat, atau meninggalkan shalat, yang merupakan dosa besar dan bisa menghapus keimanan .

  • Terputusnya silaturahim dan ukhuwah. Remaja yang tidak mau ke masjid juga akan kehilangan kesempatan untuk bersilaturahim dan berukhuwah dengan sesama muslim, baik dari salam, sapa, senyum, jabat tangan, pelukan, atau bercengkrama yang dilakukan di masjid. Silaturahim dan ukhuwah adalah penting untuk menjaga hubungan baik, saling mencintai, saling menasehati, saling memb

BACA JUGA  Apa Itu Futsal bagi Remaja Putri?

Also Read

Bagikan:

Tags

Leave a Comment

Ads - Before Footer